Pasca Penyerangan LP Cebongan, Ada Desakan Penutupan Tempat Hiburan Malam

Pasca Penyerangan LP Cebongan, Ada Desakan Penutupan Tempat Hiburan Malam

- detikNews
Sabtu, 30 Mar 2013 13:11 WIB
Yogyakarta - Penembakan 4 orangan tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, yang diduga berkaitan dengan tewasnya anggota Kopassus Sertu Heru Santoso di sebuah tempat hiburan malam. Kini di beberapa tempat di Kota Yogyakarta muncul poster desakan untuk menutup kafe, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya dan dukungan pemberantasan premanisme.

Poster berisi desakan untuk menutup kafe, ditemukan detikcom menempel di salah satu tembok mural di depan SDN Tukangan atau simpang empat Gayam-Bausasran. Poster berukuran sekitar 90x60 cm dengan cat hitam itu bertuliskan 'Tempat Hiburan Malam diskotik, cafe dll, Biang onar kota Jogja, tutup aja'. Di poster itu juga terdapat gambar belati, kartu domino, botol miras, kepala tengkorak, daun ganaj dan bayangan/siluet orang.

Belim diketahui siapa dan kapan poster tersebut dipasang ditembok yang biasa ada gambar mural itu. Hanya di salah satu sudut poster terdapat identitas kelompok yang memasang poster itu dengan nama 'save jogja'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan spanduk yang berisi dukungan untuk memberantas premanisme terpasang diantaranya di simpang empat Gondomanan, sebelah timur SPBU Sagan Jl Prof Herman Yohanes dan Jl Laksda Adisutjipto. Poster yang mendukung pemberantasan premanisme dan aksi kekerasan dilakukan oleh ormas Kotikam (Komando Inti Keamanan) DIY.

"Kami tidak setuju adanya premanisme dan mendukung bila aparat melakukan pemberantasan. Jangan jadikan seorang preman itu menjadi seorang pahlawan," kata Ketua RW 06 Sosrowijayan Wetan, Ny Purwandari saat menggelar aksi menolak premanisme.

Menurut dia, premanisme sangat meresahkan masyarakat terutama para pengusaha yang bergerak di bidang jasa pariwisata. Sebab bila ada premanisme, yang terkena dampaknya adalah sektor pariwisata.

"Masyarakat terutama di sekitar Malioboro sebagian besar bertumpu pada sektor pariwisata. Kalau Yogya tidak aman, yang rugi kita semua," pungkas dia.

(bgs/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads