"Tujuan penggantian KRL Non AC menjadi AC untuk keselamatan dan peningkatan keselamatan. Tentunya akan diberikan subsidi kepada yang berhak. Nah metodenya, akan diatur dan diberlakukan saat e-Ticketing sudah siap. Itu sekitar Juni 2013," ujar Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tundjung Inderawan.
Hal itu disampaikan Tundjung saat jumpa pers usai melakukan rapat dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Kementerian BUMN serta LSM seperti Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), di Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kereta Non AC 2 yang diganti cuma 2, tapi kita akan ganti 4 (rangkaian)," kata Tri.
Sedangkan untuk tujuan Depok dan Bogor akan menyusul menunggu kereta datang dari Jepang. Tri memaparkan data per 2012, jumlah penumpang KRL Ekonomi rata-rata ada 46 juta per tahun atau 120 ribu per hari. Sedangkan untuk KRL Ekonomi dan Commuter Line seluruhnya ada 134 juta penumpang per tahun.
Rangkaian kereta yang dimiliki per 2012 adalah 48 rangkaian dan 9 di antaranya NonAC atau Ekonomi. Dari 9 rangkaian KRL Ekonomi itu, tujuan Bogor-Depok ada 7 rangkaian, Serpong 1 rangkaian dan Bekasi 1 rangkaian.
Dengan adanya penggantian dan penambahan 2 rangkaian kereta maka total rangkaian adalah 50 rangkaian.
(nwk/try)