"Eksploitasi air tanah juga tidak terkendali, belakangan terjadi di Bundaran HI. Kenapa tanah turun? Karena banyak hotel dan mal yang berdiri dan mereka sedot air bawah tanah," kata Ahok dalam diskusi bertajuk "Air Minum Jakarta Rawan Ketersediaan Air Baku" di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2013).
Ahok menuturkan, air menjadi komoditi yang sangat mahal saat ini. Sementara pengelolaan air limbah masih minim di Jakarta. Padahal pemerintah dituntut menyediakan pelayanan air minum serta pengelolaan limbah bagi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah, Ahok mewacanakan sistem pemasangan pipa saluran air bersih gratis.
"Orang miskin beli air Rp 20-50 ribu per kubik, saya kira mereka akan sangat senang kita kasih sambungan hanya Rp 10 ribu per meter kubik," tuturnya.
Warga miskin tetap dikenakan biaya iuran air bersih Rp 1.050 per meter kubik. "Jadi air itu harus dikendalikan, bagaimana caranya? Orang miskin diberikan air 10 meter kubik, jangan dinaikkan harganya," ujar dia.
(fdn/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini