Ini Alasan PT KAI Hapus KRL Ekonomi, Perlukah?

Ini Alasan PT KAI Hapus KRL Ekonomi, Perlukah?

- detikNews
Senin, 25 Mar 2013 11:37 WIB
Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menghapus KRL ekonomi. Ada sejumlah alasan yang dikemukakan, salah satunya peningkatan standar mutu pelayanan. Lainnya, PT KAI beralasan suku cadang untuk kereta ekonomi juga sudah sulit.

"Kita menghapus yang rusak dan kita isi dengan commuter line. Ini untuk pelayanan standar," jelas Humas PT KAI Daops I Agus Sutijono saat berbincang, Senin (25/3/2013).

Menurut dia, saat ini kondisi KRL ekonomi sudah uzur. Lagipula suku cadangnya sulit didapat. Kerap kereta ekonomi mogok dan malah merepotkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini untuk keselamatan dan keamanan, makanya diganti. Kalau dijalankan dan mogok, itu mengganggu keamanan line," imbuhnya.

PT KAI mengaku, dengan beralihnya kereta ekonomi ke kereta commuter line memang otomatis harga akan naik. Biasanya ongkos ekonomi Rp 2 ribu, setelah dialihkan ongkos menjadi Rp 8 ribu.

"Kita sudah bicara soal subsidi kepada DPR. Jadi agar yang tidak mampu diberi kartu, ini subsidi langsung. Sekarang pemerintah mampu atau nggak untuk melakukan subsidi?" ujarnya.

Upaya penghapusan KRL ekonomi ini menuai protes. Salah satunya aksi demonstrasi di Stasiun Bekasi pagi tadi. Penumpang menguasai rel sehingga kereta tak bisa jalan.

Suara penentangan juga datang dari sejumlah penumpang. Misalnya saja Endin (26), office boy yang bekerja di kawasan Mampang, Jaksel. Dia bisa menumpang kereta dari rumangnya di Parung ke Pasar Minggu.

"Saya cuma mikir ongkos saja. Biasanya Rp 2 ribu, terus jadi Rp 8 ribu. Itu kan ada beda Rp 6 ribu, lumayan buat makan siang di warteg atau nambah-nambah susu anak," tutur Endin.

Pro kontra penghapusan KRL ekonomi memang simalakama. Tapi apapun alasannya, pelayanan kereta harus yang utama.


(ndr/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads