"Ketika Perumnas ngomong bahwa rumah susun ini mau dibongkar, mau dijadikan apartemen, warga juga sebenarnya tidak tahu. Kami tidak pernah diajak ngobrol sama pengurus Perhimpunan Penghuni (PP) yang lama," kata Roni Fathurrahman (39), anggota Komite Perlindungan Hak Warga Rumah Susun Kebon Kacang, Rabu (21/3/2013).
Hak Guna Bangunan Rusun Kebon Kacang dibangun pada tahun 1985. Tak lama lagi, Hak Guna Bangunan induk rusun itu akan habis. Namun warga sudah iuran Rp 250 ribu per unit untuk membayar perpanjangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 600 bangunan rusun, sudah dia hitung, kalau 24 lantai, jadi 1 tower kita semua. Sisanya 2 tower dijual ke luar, dia sudah untung. Belum lagi, yang di sini kan banyak yang tidak cuma mau tukar guling," jelas Roni yang juga menjabat sebagai ketua RT ini.
"Kita mempertahankan HGB dulu. Ada warga bilang kita minta semahal-mahalnya. Tanah ini tanah mahal," sambungnya.
Kabar terakhir, Perhimpunan Penghuni dan Komite Perlindungan Hak Warga sudah rapat dengan Perumnas sambil difasilitasi oleh Ombudsman. Namun belum ada titik temu.
"Warga mau perpanjang, Perumnas tidak mau. Ini kan hak warga, warga yang selama ini bayar air, listrik. Akhirnya, secara hukum kalah Perumnas, HGB warga bisa diperpanjang," tegasnya.
Apa tanggapan Gubernur Jokowi soal rencana pembongkaran ini? "Kata Pak Jokowi, "saya belum denger malah ada rencana diremajakan. Jadi, Bapak Ibu tenang-tenang saja tinggal di sini". Ya sudah, kita tenang-tenang saja," jawabnya.
Didin (30) salah seorang warga Blok 1 Rusun Kebon Kacang mengatakan, perbaikan rusun harus dilakukan segera. Dia berharap, bila memang ada pembongkaran, nasib penghuninya diperhatikan.
"Rusunnya harus diperbaiki, soalnya dindingnya mulai retak. Tapi kalau nanti memang benar dibongkar, dibangun yang baru, ya diperhatikan juga nasib kita selama menunggu pembangunan gedung jadi," jelas Didin yang berprofesi sebagai tukang ojek ini.
Chotimah (50), warga Blok 3 Rusun Kebon Kacang menambahkan, isu penggusuran rusun memang sudah lama. Namun dia belum mendengar lagi kelanjutannya.
"Rumah saya yang di Blok 6 itu tipe 21, bentuknya studio, pintu masuk langsung kamar. Itu per tahun yang mengontrak kena Rp 11 juta. Itu saya terima bersih, air, listrik, segala macam, tanggung jawab si pengontrak," terangnya.
(mad/nrl)