Ini Rekaman Percakapan Telepon Pengusaha yang Dibunuh dengan Penculiknya

Ini Rekaman Percakapan Telepon Pengusaha yang Dibunuh dengan Penculiknya

- detikNews
Selasa, 19 Mar 2013 12:52 WIB
Jakarta - Pengusaha komputer Imam Assyafei dibunuh. Jasadnya ditemukan di mobil Grand Vitara miliknya di parkiran Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Polisi menduga Imam dibunuh karena motif bisnis.

Saat diculik pada Sabtu (16/3), Imam, ayah dua anak warga Rawalumbu, Bekasi ini diketahui secara diam-diam memencet nomor teleponnya dan tersambung dengan seorang pegawai. Nah, pegawai itu merekam pembicaraan Imam dengan pria yang diduga penculiknya.

Rekaman itu berdurasi selama 25 menit. Kadang percakapan jelas, dan kadang samar-samar. Berikut percakapan telepon yang didengar detikcom yang diperoleh dari keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(-) Mau lu digituin

(-) Makanya lu jangan ngelawan

(-) Jangan digerakin pak. Kalo digerakin sakit

(Beberapa kali terdengar pembicaraan angka seperti Rp 75 juta-red)

(-) Denger Pak. Denger nggak Pak?

(+) Sakit pak, beneran sakit (diduga suara korban-red)

Suara tak jelas. Kemudian terdengar seperti suara korban.

(+) Nggak ada isinya demi Allah (diduga suara korban)

(-) Ini pin paspor BCA ya?

(-) Nggak ada yang dibawa makanya nanti lu janji sama gue. Hidup gue udah kacau pak. Hidup gue udah kacau banget.

(+) Pokoknya saya nggak ngelawan. Nggak ngelawan (suara korban)

(-) Pak pokoknya gue nggak mau tanggung jawab ya. Gue udah dapat nomor pin BB lu.

(-) Nih pak ya. Temen gue nih orang Malaysia

Rekaman berlangsung samar. Kadang jelas dan kadang tidak. Beberapa kali terdengar kata bernada ancaman, soal uang dan soal mobil.

Terkait kasus ini pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menegaskan, polisi mencurigai seorang berinisial D yang juga rekan bisnis.

Sedang keluarga, adik korban Ahmad menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke polisi.


(ndr/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads