"Hasilnya memang memuaskan, namun kami belum puas dengan hasil ini," ungkap Suryadharma Ali kepada wartawan seusai peluncuran buku "Talbiyah di Tanah Haram, Memoar Wartawan Haji 1433 H" di kantor Kementerian Agama, di Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Karena merasa belum puas, Suryadharma mengaku akan melakukan perbaikan di tahun mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surya mengatakan survei atau penilaian akan terus dilakukan dengan melibatkan lembaga lain seperti BPS. Sebab bila dilakukan oleh kementerian agama sendiri, hal itu bisa bersifat subyektif.
"Survei sudah dilakukan sejak tahun 2010 hingga 2012. Hasilnya standar meningkat, baik," katanya.
Surya mengakui pada tahun lalu tingkat pelayanan mengalami penurunan. Namun hal itu tidak merubah secara signifikan.
"Memang ada yang menurun 0,4 atau 0,5 persen tapi rata-rata masih di atas 80 persen, kita akan terus lakukan perbaikan," tegas Suryadharma.
Ketum PPP ini menambahkan BPS memberikan parameter, level memuaskan pada kisaran angka 75 persen sampai 85 persen. Untuk parameter lain di bawah 50 persen sangat buruk, 50 persen-65 persen buruk, 65 persen-75 persen adalah standar, 85 persen-100 persen sangat memuaskan. "Lebih dari 100 persen masuk level Luar biasa," katanya.
Sebanyak 6.456 responden diambil BPS di Arab Saudi meliputi Daker Jeddah, Madinah, Mekkah dan Armina. Dari empat kota itu, kepuasan jamaah menunjukkan angka 81,32 persen.
"Yang dinilai antara lain aspek pelayanan ibadah, pelayanan petugas kloter, pelayanan kesehatan, transportasi, katering dan umum. Rata-rata penilaian berkisar di atas 75 persen sampai 85 persen," katanya.
Laporan keuangan haji yang belum diaudit itu langsung diserahkan kepada ketua BPK Sapto Amal D. Surya mengatakan pencatatan aset haji dan nilai daftar kewajiban BPIH semakin mengecil dari tahun ke tahun. Hal itu akan berdampak pada peningkatan ekuitas haji yang digunakan untuk mengurangi beban jamaah dalam membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji serta peningkatan palayanan lainnya.
Dana haji ditempatkan pada investasi berbasis syariah seperti SUKUK dan perbankan syariah.
"Kita tempatkan di sana supaya nilai manfaat untuk jamaah optimal dan untuk kepentingan jamaah secara langsung. Kita berharap predikat Wajar Tanpa Syarat (WTP) dapat kita raih," pungkas Suryadharma Ali.
(bgs/try)