Dubes: Ini Tantangan Besar RI, Diperlukan Perencanaan Hati-hati

2nd Earth Resilience Symposium

Dubes: Ini Tantangan Besar RI, Diperlukan Perencanaan Hati-hati

- detikNews
Senin, 11 Mar 2013 22:29 WIB
Berlin - Dunia saat ini menghadapi tantangan besar yang tidak terduga pada abad lalu. Penyusutan sumber daya alam akibat eksploitasi berlebihan oleh manusia telah membahayakan ekosistem dan oleh karenanya juga mengancam umat manusia itu sendiri.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo dalam pidato pengantar 2nd Earth Resilience Symposium (Simposium Ketahanan Bumi Ke-2, red) di Berlin, Jerman, baru-baru ini.

"Tantangan utama bagi dunia, termasuk Indonesia sebagai negara yang sangat padat penduduknya, adalah keamanan air, energi dan pangan, perubahan iklim dan perlindungan lingkungan, serta mitigasi bencana alam," ujar Dubes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, lanjut Dubes, diperlukan langkah antisipatif untuk menghindari bencana global. Contohnya, penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 320 juta pada 2030, dan akan menjadi sekitar 430 juta orang pada 2050.

"Bonus demografi atau dividen demografi ini bisa berubah menjadi beban demografi, jika persediaan makanan, air dan energi tidak hati-hati direncanakan dari sekarang," imbuh Dubes.

Menurut Dubes, negara-negara harus bekerjasama khususnya dengan mitra masing-masing kawasan, dalam perumusan kebijakan energi terbarukan yang berkelanjutan. Pengembangan dan penggunaan sumber daya alam harus memperhatikan perlindungan lingkungan dan rantai makanan.

"Jenis energi baru tidak boleh merusak lingkungan, sebab akan menimbulkan bencana regional atau bahkan global," tandas diplomat karir senior ini.

Diingatkan, bencana pada akhirnya akan mempengaruhi aspek ekonomi, kesehatan dan banyak aspek dari kehidupan manusia.

"Indonesia, sebagai bagian dari ekosistem dunia, memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi sumber daya alam dan manusia dari bencana ini," demikian Dubes.

Simposium Ketahanan Bumi Ke-2 di Berlin (2-3 Maret 2013) membahas topik-topik relevan dengan tantangan-tantangan utama. Topik-topik khusus ini telah tercakup dalam Deklarasi Jakarta 2012 dan deklarasi tersebut merupakan dasar kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Jerman.

Lebih dari 35 karya ilmiah ditujukan untuk membahas topik ini telah disampaikan oleh Diaspora Indonesia yang tinggal di Jerman, Inggris, Federasi Rusia, Prancis, Belanda, Australia, India, Austria dan Republik Ceko.

Para cendekiawan dari Indonesia juga telah berpartisipasi dalam simposium yang terselenggara atas kerjasama KBRI Berlin, Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, Pusat Teknologi Oseanografi dan Kelautan Universitas Surya, Jaringan Diaspora Indonesia Jerman, dan PPI Eropa ini. (es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads