Umat datang dengan menggunakan bus, sepeda motor, dan mobil, Senin (11/3/2013). Ritual diawali dengan pergelaran tarian Rejang untuk menyambut arak-arakan prosesi Mendak Tirta. Umat membawa tirta suci yang sebelumnya disemayamkan di Candi Syiwa, Brahma, dan Wisnu.
Arak-arakan membawa 9 pusaka dewata, gunungan lanang-wadon, belasan ogoh-ogoh raksasa, hewan liar, dan berbagai makhluk lain sebagai simbolisasi sisi gelap manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya, umat Hindu melakukan prosesi Melasti yakni membuang segala kotoran duniawi di Pantai Parangkusuma," ungkap Prof. Putu Surya Dharma, salah satu tokoh umat Hindu seusai acara.
Prosesi Tawur Agung Kesanga ini mengandung maksud membersihkan dan mewisuda bumi sebelum Hari Raya Nyepi. Saat puncak Nyepi, semua umat Hindu melakukan catur brata penyepian yakni amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan.
"Tidak menyalakan api (nafsu), tidak melakukan kerja jasmani tapi menyucikan rohani, tidak berpergian melainkan mawas diri dan tidak mengobarkan kesenangan/hiburan, namun melakukan pemusatan pikiran terhadap sang Pencipta," katanya.
Seusai doa bersama, umat Hindu menerima air suci yang dipercikkan oleh para resi. Pawai ogoh-ogoh berlangsung meriah.
(bgs/try)