Minibus yang membawa rombongan delegasi Indonesia tiba di kampus Fakultas Hukum Universitas Leiden setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari Den Haag, Jumat (8/3/2013). Sebelum meluncur menuju Leiden, delegasi Indonesia sempat bertamu ke Kementerian Dalam Negeri Belanda.
Delegasi Indonesia berbagi pengalaman dan menimba ilmu dari Kementerian Dalam Negeri terkait penerbitan paspor dan kartu identitas warga negara. Delegasi Indonesia diterima oleh Gerdine Keijzer-Balde, director of the Personal Records Database and Travel Documents Agency.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan ini, Pemerintah Belanda juga menanyakan mengenai proses pembuatan paspor di Indonesia. Mereka mengapresiasi langkah Imigrasi Indonesia yang mulai mencoba memberlakukan perpanjangan paspor yang hanya diproses satu hari. Proses biaya paspor Indonesia juga lebih murah dibanding Belanda.
Pertemuan di Kementerian Dalam Negeri tuntas sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah itu, delegasi Indonesia bersiap menuju kampus Universitas Leiden. Sekitar pukul 12.30 WIB, di tengah suhu udara yang dingin, delegasi Indonesia tiba di kampus Fakultas Hukum Universitas Leiden yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan kuno. Kampus Universitas Leiden merupakan universitas paling tua di Belanda, berdiri sejak 1575.
Bertempat di Faculty Club, delegasi Indonesia disambut oleh para profesor, doktor, dan kandidat doktor dari Fakultas Hukum dan dijamu makan siang. Antara lain, delegasi Indonesia disambut Prof Rick Lawson (Dekan Fakultas Hukum), Prof Alex Geert Castermans (Wakil Dekan Fakultas Hukum), Prof Mies Wasterveld (profesor ahli bidang bantuan hukum), Prof Gert Oostindie (direktur Royal Netherlands Institute of South Asian and Caribbean Studies), Prof Jan Michiel Otto (direktur Van Vollenhan Institute, dan Dr Adriaaan Bedner (senior lecturer di Van Vollenhan Institute). Sebagian dari mereka bisa berbahasa Indonesia, karena sering meneliti kasus hukum dan sosial di Indonesia.
Setelah itu, delegasi mendatangi forum diskusi mengenai bantuan hukum dengan pembicara Prof Mies Westerveld yang dipandu Prof Jan Michiel Otto. Setelah itu, digelar forum diskusi babak kedua mengenai hukum pidana dengan pembicara Prof Jan Crijns dan Dr Pinar Olcer.
Acara di Leiden ditutup dengan kuliah umum Wamenkum HAM Denny Indrayana di kampus Fakultas Hukum ruang A144. Dalam kuliah umum ini, Denny membawakan makalah dengan judul 'In Search a Democratic Presidential System: Indonesia's Experiences'. Kuliah umum ini diikuti sekitar 150 mahasiswa Universitas Leiden, para dosen dan juga para mahasiswa Indonesia. Hadir juga Dubes RI untuk Belanda Retno P Marsudi dan jajaran KBRI.
Acara di Kampus Universitas Leiden berakhir sekitar pukul 19.30. Ini merupakan acara terakhir delegasi Indonesia ke Den Haag yang dilakukan sejak Senin (4/3/2013). Delegasi Indonesia yang membawa misi utama tentang ratifikasi ICC, asset recovery dan bantuan hukum ini akan meninggalkan Den Haag kembali ke Indonesia Sabtu (9/3/2013) pagi.
(asy/asy)