Sempat Koma, Bocah 2,5 Tahun yang Dianiaya Bibinya Kini Alami Kebutaan

Medan - Kondisi bocah perempuan Helena Giawa yang dianiaya bibinya kian mengenaskan. Kedua matanya tidak bisa melihat lagi karena ada kerusakan saraf karena efek benturan pada bagian kepala.

Pada Rabu (6/3/2013), Helena masih dirawat di ruang Akasia 3, di lantai satu Rumah Sakit Umum (RSU) Boloni, Jalan Mongonsidi, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Bocah berusia 2,5 tahun ini hanya bisa terbaring lemah.

Direktur RSU Boloni, Ikroyanti Harahap menyatakan, kondisi kebutaan Helena dipastikan beberapa waktu lalu setelah keluar dari ruang ICU. Pemeriksaan yang dilakukan tim dokter menunjukkan indera penglihatannya tidak berfungsi.

"Kondisinya sudah stabil, operasi sudah selesai dilakukan, tengkorak kepala juga sudah dipasang kembali, cuma pada mata, refleks penglihatan tidak ada," kata Harahap kepada wartawan.

Selain mata, gangguan juga terjadi pada sistem pendengaran, tetapi Helena masih bisa mendengar. Sedangkan kondisi tubuh yang lain secara umum sudah stabil.

Terkait peluang Helena untuk pulih dari kebutaan, Harahap menyatakan, berdasarkan tim dokter mata peluangnya ada, tetapi melalui transplantasi. Selain biaya yang sangat besar, peluang untuk mendapatkan donor yang ideal juga sangat tipis. Sekiranya pun ada donor, harus pula diperhatikan aspek gen dan peluang alergi.

Helena dirawat di RSU Boloni sejak Minggu (3/2/2013) karena menderita patah tulang tangan dan berbagai luka lainnya akibat karena dianiaya bibinya. Semula Helena dirawat di RSU Rantau Prapat, Labuhan Batu, namun karena kondisinya membutuhkan penanganan yang lebih serius, Giawa kemudian dirujuk ke Boloni, ditemani seorang kerabat.

Kasus penganiayaan yang dialami Helena terjadi pada 28 Januari lalu di Desa Langkimat, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumut. Sejak kematian ayahnya, A. Giawa, Helena dititipkan ke rumah abang ayahnya, Roy Giawa, sementara ibunya menikah lagi.

Diduga istri Roy Giawa, inisial MI, tidak menyukai kehadiran Helena, lantas melakukan penganiayaan. Warga yang mendengar Helena menjerit dan menangis, datang ke rumah itu dan menemukan Helena sudah pingsan.

Helena lalu dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma. Ada luka di sekujur tubuh, termasuk luka bakar di sekitar kemaluan yang diduga bekas sundutan rokok, dan ternyata kepalanya juga dibenturkan pelaku yang diduga berkali-kali.

Biaya perawatan selama Helena dirawat di rumah sakit, ditanggung perusahaan tempat Roy Giawa bekerja.


(rul/try)