Kepada Mahasiswa RI di Jerman, SBY: Jangan Lupakan Negeri Kita

Laporan dari Berlin

Kepada Mahasiswa RI di Jerman, SBY: Jangan Lupakan Negeri Kita

- detikNews
Rabu, 06 Mar 2013 02:52 WIB
Berlin - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam lawatannya ke Berlin, Jerman berkesempatan bertemu dengan diaspora Indonesia. SBY berpesan kepada para mahasiswa atau pekerja yang bekerja di Jerman untuk tidak melupakan Indonesia.

"Adalah hak seseorang adalah pilihan seseorang apakah mau tetap di luar negeri atau kembali ke tanah air. Itu hak. Tidak boleh saya (memaksa) harus ke Tanah Air, atau tetap di luar negeri, Di manapun asalkan jangan melupakan negeri kita," ungkap SBY di di ruang Ballsaal Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, Selasa (5/3/2013).

SBY mengatakan dirinya tidak memaksa para mahasiswa untuk tetap di luar negeri setelah lulus atau kembali ke Indonesia. Meski begitu para mahasiswa diharapkan dapat terus berpikir apa yang dapat diberikan untuk Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"What can you do for Indonesia, apakah membangun network, membikin jembatan investasi, berkontribusi pemikiran, itu sudah pahlawan. Yang penting tetaplah berkontribusi kepada negara kita. Tetapi kalau suatu saat negara memanggil seperti Pak Habibie yang dipanggil ya kembalilah," harapnya.

"Saya melarang menteri-menteri saya memanggil orang-orang hebat di luar negeri tanpa memberi, Dipanggil untuk apa, mau dijadikan apa, pekerjaannya apa, kalau oke semua saya dukung, undanglah kembali untuk memajukan negaranya," lanjutnya.

SBY mengungkapkan bahwa dalam data statistik yang dimiiliknya ada banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri seperti di Australia, Amerika, Eropa dan di banyak negara lainnya. Kebanyakan dari mereka belajar di bidang ekonomi, hukum, bisnis dan politik.

"Tapi ada satu, kalau tidak banyak yang belajar enginering, nanti negara kita banyak politisi, banyak lawyer, banyak pebisnis, bagus sih bagus tapi nanti pincang. Oleh karena itu, dengan Jerman ini kita ingin ada kerjasama yang real untuk memproduksi kerjasama enginer, teknologi agar mereka siap mental untuk membangun infrastrukutr yang banyak kita lakukan, tapi saya menghitung, banyak rektor ITB, Unpad, UI, UGM, menristek, mendikbud saya ajak di kantor, semua sependapat yang kurang enginer, oleh karena itu Jerman tempat yang baik," tutupnya.

(mpr/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads