Menggunakan goyang ngebor merupakan strategi pemasaran Ira menjajakan jamu produknya pada setiap libur akhir pekan. Dia mencoba perhatian teman-temannta sesama buruh migran, untuk merawat kesehatan dan menjaga stamina tubuh dengan minum jamu hasil racikannya.
"Saya ada empat karyawan, jadi kami berlima dalam satu tim ini," ujar Ira yang detikcom temui sela kunjungan kerja Meneg BUMN Dahlan Iskan di Hong Kong, China, Selasa (5/3/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk modal bahan jamu sekitar HK$ 4 ribu, jadi pendapatan bersih dalam sehari berjualan HK$ 3 ribu," urai wanita yang mendapat tambahan nama Daratista dari komunitas buruh migran Hong Kong.
Wanita berkulit legam ini memulai usahanya berjualan jamu sejak 2007 silam. Waktu libur akhir pekannya sebagai pembantu rumah tangga yang sebelumnya hanya diisi nongkrong dan jalan-jalan, dia manfaatkan untuk menambah tabungan modal untuk usahanya dalam bidang travel di kampung halamannya saat pensiun kelak.
"Kalau enggak bisnis, rugi liburnya, Mas. Makanya saya cari tambahan modal, teman-teman yang bantu saya juga dapat tambahan pemasukan," cerita tentang motivasinya berjualan jamu.
Ira menargetkan, dua tahun ke depan tabungannya yang saat ini Rp 75 juta sudah mencapai Rp 250 juta yang diperlukan untuk membesarkan usaha jamu dan travel. Rintisan usaha yang dikelola orang tua dan suaminya di Surabaya, sejauh ini berjalan cukup lancar.
"Alhamdullilah, orangtua bisa naik haji, rumah sudah bisa dibuat dua lantai dan beli mobil untuk usaha travel. Suami saya kerja sopir, daripada ikut orang, mending punya usaha sendiri," cerita Ira yang gajinya sebagai pembantu rumah tangga sebesar HK$ 12 ribu per bulan.
(lh/lh)