Bocah Kelas I SD Dipukul Penggaris Besi oleh Guru

Bocah Kelas I SD Dipukul Penggaris Besi oleh Guru

- detikNews
Rabu, 27 Feb 2013 11:55 WIB
Jakarta - Syahrul Syarif (34) berang karena anaknya yang merupakan siswa kelas 1 SD dipukul penggaris besi oleh gurunya yang berinisial S (54). Dia mengadukan guru tersebut ke kepala sekolah.

"Selasa (26/2/2013) kemarin pukul 09.00 WIB anak saya dipukul pakai penggaris besi, milik wali kelasnya," ujar Syahrul usai bertemu dengan Kepsek SD tempat anaknya sekolah di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2013).

Menurut Syahrul, anaknya dipukul penggaris secara vertikal. Akibatnya dengkul kaki kiri anaknya terluka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru tersebut juga tidak memberikan obat pada luka anaknya yang berusia 6 tahun itu. Meski demikian, hari ini anaknya tetap sekolah. Meski anaknya bilang kepadanya ingin pindah, namun Syahrul membujuk anaknya agar tetap sekolah.

"Saya mintanya ganti wali kelas saja," tuturnya.

Syahrul menuturkan, berdasarkan laporan anaknya, guru tersebut memukul saat anaknya sedang mengembalikan penghapus ke temannya. Namun tiba-tiba anaknya tersebut dipukul dengan menggunakan penggaris.

Saat sudah tiba di rumah, anak Syahrul bercerita pada ibunya sambil menangis. Lalu ibunya dan anak tersebut pergi lagi ke sekolah meminta penjelasan guru tersebut.

"Pas ditanya kata wali kelas, mungkin bercandaan dengan murid memang begini. Tapi keseharian anak saya tidak bandel. Tapi guru ini mengakui memukul dengan penggaris," kata Syahrul yang bekerja di perusahaan swasta di Kedoya ini.

Syahrul menyebut, wali kelas tersebut sempat meminta maaf. Namun dirinya khawatir perlakuan wali kelas tersebut berimbas pada murid lainnya.

"Kata anak saya ibu gurunya memang keras kalau mengajar. Saya minta ganti wali kelas," imbuhnya.

Sementara itu, Kepsek SDN tersebut Widi Fatimah kepada wartawan mengaku kaget atas laporan Syahrul. Namun dia berjanji akan menindaklanjuti kasus tersebut dengan memanggil guru tersebut.

"Saya betul-betul sangat prihatin sekali. Seharusnya tidak tidak kekerasan tapi guru saya masih melakukan kekerasan seperti itu. Saya akan melakukan tindakan lebih intens lagi," ucap Fatimah.

Fatimah menyebut, keseharian guru tersebut periang. Namun dia akan mengecek apakah guru tersebut sedang ada masalah.

"Biasanya guru tersebut kalau lagi ada masalah tidak masuk," katanya.

Umumnya Fatimah akan memberikan teguran sebanyak 3 kali pada guru yang bermasalah. Namun untuk dikeluarkan dari sekolah, hal itu tergantung pihak pihak Dinas Pendidikan setempat.

"Kalaupun itu diganti itu wewenang dari Kasi Pendidikan dan Sudin yang berwenang," tutur Fatimah.

Saat ditanya apakah guru tersebut tetap mengajar, Fatimah mengiyakannya. "Ibunya sedang ngajar. Nanti pukul 12.30 WIB semua guru ada tes diagnostik di Cempedak," ucap Fatimah.

(nik/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads