Buku tentang Al Qaeda dan JI Diluncurkan di Yogyakarta

Buku tentang Al Qaeda dan JI Diluncurkan di Yogyakarta

- detikNews
Minggu, 03 Okt 2004 16:16 WIB
Yogyakarta - Masalah terorisme, fundamentalisme dan radikalisme Islam masih menarik dan tak pernah habis diperbincangan saat ini. Sebuah buku yang mengulas dan membahas mengenai hal itu termasuk pula berkaitan dengan Al Qaidah (Al Qaeda) dan Jamaah Islamiyah (JI) diluncurkan Yogyakarta.Buku setebal seribu halaman dengan judul "Negara Tuhan: The Thematic Encyclopaedia" itu diluncurkan di Hotel Saphir, Jl Laksda Adi Sucipto, Yogyakarta, Mingu (3/10/2004). Buku tersebut diterbitkan dan disusun oleh Agus Maftuh Abegebreil selakukan Direktur Siyasa Research Institute (SR-Ins) bersama Sekjen A Yani Abeveiro.Selain edisi Bahasa Indonesia yang akan diluncurkan di Jakarta dalam waktu dekat ini, edisi Bahasa Inggris rencananya akan diluncurkan di Singapura setelah proses penerjemahan selesai.Menurut Maftuh tema Negara Tuhan itu bukanlah dimaknai sebagai penelusuran historis semata atas tragedi Islam dalam perkawinan dan perseteruannya dengan persoalan politik kenegaraan dan dengan Barat.Namun tema ini lebih merupakan bentuk ikhtiar para intelektual yang peduli menelusuri benang merah terjadinya terorisme yang terus berantai mulai kasus WTC 1993, WTC 2001, Legian Bali 2002, Marriot Jakarta 2003, dan bom di depan Kedubes Australia, Jakarta 2004."Hanya saja yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah fenomena itu muncul terkait dengan diskursus fundamentalisme Islam yang saat ini marak atau sekedar guyonan politik global saja," kata Maftuh yang sehari-harinya sebagai staf pengajar IAIN sunan Kalijaga itu.Menurut Maftuh, penyusunan buku itu memakan waktu lama untuk melakukan penelitian dan perenungan mendalaman terhadap fenomena munculnya aksi kekerasan dan stigma terorisme yang diarahkan kepada kelompok Islam. Namun di satu sisi, gerakan itu juga menimbulkan banyak anasir yang tidak mendasar semisal Islam cenderung menghalakan segala vilonce, anti kemapanan dan vis a vis Barat.Buku ini sebelum diterbitkan sudah diuji kesahihan dan validitasnya dalam sebuah diskusi bertajuk "South East Asia Short Course and Religi Extremist," di tiga kota, Singapura, Batam dan Bogor. Selain itu juga diglar Moslem Sholars Congress yang bertema "Reading Texts and the Roots of Fundamentalism", yang dihadiri 175 ahli di bidangnya.Dalam acara uji sahih itu yang kemudian menjadi beberapa sub judul dalam buku itu, lanjut Maftuh, dirinya membawakan makalah berjudul "Bermula dari Skripturalis; Memahami Al-Qaidah, dan al-Jama'ah al Islamiyyah". Sedang Yani Anshori Abeveiro membawakan makalah berjudul Ideologi dari Penjara; dari Qutbisme menuju Al-Qaidah.Kemudian, Amin Abdullah membawakan makalah berjudul "Pendekatan Hermeneutik Dalam Studi Fatwa-Fatwa Keagamaan." Machasin dengan judul "Fundamentalisme dan Terorisma", dan Malik Madany dengan judul "Fundamentalisme dan Mapping Tafsir Klasik."Catatan Harian FaruqDalam salah satu bab berjudul "Ada apa dengan dokumen JI: sebuah penghampiran hermeneutik", Maftuh menyinggung sebuah dokumen yang merupakan catatan harian Umar Al-Faruq. Catatan harian itu berjudul "Medan jihad tidak akan pernah reda dan perang tidak akan pernah usai."Catatan harian Al-Faruq itu berisi coretan-coretan yang rata-rata berbahasa Arab dan sebuah konsep surat berbahas Arab yang akan dikirimkan kepada sesorang berkaitan keberadaan Faruq di Indonesia. Selain membahas berbagai sepak terjang kegiatan JI di Indonesia serta beberapa tokoh JI yang pernah ditangkap seperti Umar Al Faruq, buku tersebut juga beberapa dokumen seperti PUPJI dan beberapa dokumen lain. Buku ini, antara lain, membahas sebuah dokumen dalam bentuk foto kopian tulisan Ustadz Abu Bakar Baasyir berjudul Pedoman Mengamalkan Islam Menurut Al Quran dan As-Sunnah (PMIMADA).Mulaiulai halaman 954 hingga halaman terakhir ditampilkan sejumlah dokumen tentang JI. Dokumen yang ada misalnya tentang laporan keungan, kalender akademis latihan perang, dokumen cara membuat bom, dokumen nilai hasil latihan menembak, hingga soal-soal ujian bagi peserta latihan perang.Ketika ditanya apakah dokumen-dokumen itu otentik, Maftuh mengatakan yakin bahwa semua dokomennya sahih. Dokumen- dokumen itu, kata dia, diperoleh dari berbagai pihak baik di Indonesia maupun di Pesyawar. "Kalau Sidney Jones saja, bisa memperoleh kenapa yang lain tidak bisa," katanya. (gtp/)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads