Korban Hafizah (13) hanyut saat berada di lokasi banjir di kawasan Pancakarsa, Kota Tanjung Balai, Minggu (24/2/2013) sekitar pukul 17.00 WIB. Korban diduga terjebak di titik yang agak dalam saat bermain di areal banjir yang terjadi di daerah itu.
Kepala Pos SAR Tanjung Balai Asahan, Armei menyatakan, upaya pencarian terus dilakukan tim SAR bersama warga sejak korban dinyatakan hanyut. Tetapi korban baru dapat ditemukan sekitar pukul 10.20 WIB, Senin (25/2/2013), kemudian dibawa ke rumah keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir yang bersumber dari luapan Sungai Asahan melanda Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Asahan dalam empat hari terakhir. Setidaknya sudah 1.200 keluarga di Tanjung Balai yang mengungsi akibat banjir ini, jumlah yang hampir sama juga terjadi di Asahan.
Luapan Sungai Asahan bersumber dari naiknya permukaan air Danau Toba. Curah hujan tinggi menyebabkan meningkatnya permukaan air Danau Toba. Permukaan air danau mencapai ketinggian 904,98 meter dari permukaan laut atau meningkat 1,98 meter dari ambang normal. Air danau yang mengalir ke Sungai Asahan biasanya tertahan di bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura, namun karena ketinggian air naik sudah lebih dari 1,5 meter, bendungan itu dibuka.
Tiga dari empat pintu bendungan sudah dibuka sehingga Sungai Asahan pun banjir. Efeknya, permukiman penduduk di Tanjung Balai dan Asahan yang dilintasi sungai itu ikut terendam air. Di Dusun IV, V, VI, VII, VIII, dan IX, Desa Seidua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, Asahan serta kawasan Kecamatan Teluk Dalam. Ribuan rumah, ribuan hektar kebun, fasilitas umum seperti mesjid, balai desa, dan jalan terendam banjir. Sementara di Tanjung Balai, banjir terjadi di Kecamatan Datuk Bandar dan Kecamatan Datuk Bandar Timur.
(rul/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini