Ginandjar Kartasasmita, Politisi yang Sulit Dikalahkan
Jumat, 01 Okt 2004 21:45 WIB
Jakarta - Ginandjar Kartasasmita terbukti masih bertaji. Di saat sejumlah politisi seangkatannya sudah pensiun dari gedung parlemen, Ginandjar masih saja bertahan. Bahkan, kini, Ginandjar terpilih menjadi Ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Siapa Ginandjar? Namanya memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sebelumnya, pensiunan perwira tinggi bintang dua TNI AU itu dikenal sebagai menteri di era zaman Soeharto. Selain itu, Ginandjar juga dikenal sebagai politisi dari Partai Golkar. Sebelum terpilih sebagai anggota DPD dari Jawa Barat, Ginandjar menjabat sebagai wakil ketua MPR 1999-2004 dari Partai Golkar. Dalam perjalanan politiknya, Ginandjar sempat kesandung masalah hukum. Ia pernah tersangkut kasus tindak pidana korupsi pelaksanaan kerjasama Pertamina dengan PT Ustraindo Petro Gas. Waktu itu, dalam keadaan sakit ia dijadikan tahanan. Beberapa kalangan memang sempat terkejut dengan perlakuan terhadapGinandjar ini. Adnan Buyung Nasution, misalnya, melihat bahwa penahanan Ginandjar hanya karena menuruti instruksi Presiden Abdurrahman Wahid. Ginandjar memang menjadi perhatian khusus Gus Dur, Presiden RI kala itu. Sebelumnya, Ginandjar memang sempat dicekal. Banyak hal yang membuat Gus Dur sangat perhatian terhadap Ginandjar. Bahkan, ia pernah hampir ditangkap bersama-sama Fuad Bawazier, Arifin Panigoro, dan lain-lain. Waktu itu tersebar fotokopi surat perintah penangkapan yang ditandatangani Jaksa Agung Marzuki Darusman, bernomor 032/J.A/07/2000. Namun, Marzuki membantah keberadaan surat itu. Meski begitu, Ginandjar pun akhirnya bisa bebas. Selain dianggap terlibat KKN Orde Baru, Ginandjar juga ditengarai merancang pendongkelan Gus Dur dari kursi presiden. Ginandjar disebut-sebut ikut membiayai demo guru ke DPR, seperti ditulis Majalah Forum dan ia diduga menyediakan dana Rp 5 miliar untuk baju seragam dan logistik saat para guru melakukan demontrasi pada April 2000. Selain itu, Ginandjar juga dikabarkan ikut merancang pengerahan massa menjelang Sidang MPR Agustus 2000, untuk mendesak Gus Dur mundur. Ginandjar pun dianggap sebagai simpul bersatunya kekuatan PDI Perjuangan dan Partai Golkar untuk menekan Gus Dur selama. Barangkali hal-hal inilah yang membuat Abdurrahman Wahid sangat perhatian terhadap Ginandjar. Lahir di Bandung, 9 April 1941. Ginandjar menyelesaikan sekolah dasar hingga menengahnya di Jakarta. Pada tahun 1959 ia kembali ke Bandung, masuk ITB. Kemudian, Ginandjar -- yang akrab dipanggil Joni itu -- memperolah beasiswa ke Jepang dan belajar pada Tokyo University for Agriculture Chemical Engineering,hingga lulus sebagai insinyur teknik kimia, 1965. Kemudian, ia masuk Angkatan Udara RI (TNI AU) dengan pangkat letnan satu. Ketika pangkatnya menjadi Kapten, ia ditugaskan di Sekretariat Negara. Di sini ia sempat mengikuti pendidikan Lembaga Administrasi Negara, dan lulus menjadi sarjana administrasi negara, 1980. Dua tahun kemudian ia menjadi anggota Badan Pekerja MPR. Selain juga berulang kali menjadi anggota delegasi RI ke berbagai konferensi internasional, ia juga sering ikut dalam perlawatan kenegaraan Presiden RI. Di masa Orde Baru, Ginandjar dipercaya Presiden Soeharto untuk menjabat menteri dalam beberapa periode secara berturut-turut. Pada 1983-1988, ia ditugasi sebagai Menteri Muda Produksi Pangan Kabinet Pembangunan IV Presiden Soeharto. Pada 1988-1993, Ginandjar menjabat Menteri Pertambangan dan Energi Kabinet Pembangunan V. Kemudian pada 1993-1998, ia memegang jabatan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan merangkap Ketua Bappenas Kabinet Pembangunan VI, dan pada 1998 saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto, ia menjadi Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Kabinet Pembangunan VII. Bahkan, ketika BJ Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto, ia sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1998-1999). Menikah dengan Yultin Harlotina, Ginandjar dikaruniai 4 orang anak. Politisi yang selalu tampak segar ini memang gemar berolah raga untuk menjaga kesehatannya. Ketika menjadi Menteri Pertambangan dan Energi, kalau ada di Jakarta, stafnya selalu hafal bahwa setiap hari Sabtu ia menghabiskan akhir pekannya di sekitar perairan Kepulauan Seribu untuk diving. Selain menyelam, Ginandjar juga menyukai golf.
(asy/)