Masih Utamakan Popularitas, Pola Rekrutmen Caleg Dikritik

Masih Utamakan Popularitas, Pola Rekrutmen Caleg Dikritik

- detikNews
Jumat, 22 Feb 2013 16:56 WIB
Jakarta - Pengamat politik Titi Anggraeni pesimistis akan adanya perubahan kualitas anggota legislatif di 2014. Sebabnya, parpol masih mengandalkan pola lama dalam rekrutmen caleg, yakni memprioritaskan syarat populer dan modal besar.

"Kalau parpol mau mereformasi hal itu saya optimistis, tapi kalau tidak akan menjadi sama saja," kata Titi dalam diskusi bertajuk 'Idealisme Parpol dalam Memilih Caleg Profesional' di ruang pers Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakpus, Jumat (22/2/2013).

Titi menjelaskan, parpol lebih mementingkan memperoleh suara terbanyak dengan mencalegkan orang-orang tertentu. "Shorcut suara terbanyak adalah popularitas dan uang," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mestinya dengan sistem suara terbanyak pada Pemilu 2024, partai dan kadernya intens membangun basis konstituen. Uang dan popularitas kata Titi tak bisa jadi modal utama tanpa memenuhi syarat kompetensi sebagai calon anggota dewan.

"Calon dari partai mesti bisa diuji publik," ujarnya.

Sementara bagi pengamat politik LIPI Siti Zuhro, caleg yang diajukan haruslah amanah untuk memegang tugas sebagai wakil rakyat. "Tidak cukup hanya profesional," kata dia.

Baginya kompetisi merebut suara rakyat di Pemilu harus ditunjukan dengan kemampuan caleg yang diusung. "Sehingga yang muncul nanti di DPR bisa ngomong, betul-betul amanah merepresentasikan apa yang dibutuhkan masyarakat," imbuh Siti.

(fdn/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads