"Kita tidak bisa mencari caleg yang ideal 100 persen," kata Pasek dalam diskusi bertajuk 'Idealisme Parpol Dalam Memilih Caleg Profesional' di ruang pers Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakpus, Jumat (22/2/2013).
Pasek menjelaskan dengan sistem suara terbanyak maka parpol mengandalkan strategi menempatkan calon yang berpotensi mendulang banyak suara. "Karena acuannya itu, maka popularitas itu nomor 1, kemudian elektabilitas dan finansial," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi Pasek mencontohkan kecilnya peluang caleg kompeten terpilih bila tidak didukung finansial untuk menyosialisasikan diri. "Ada calon yang sangat ideal, dia mengerti legislasi mengerti sistem pengawasan. Tapi nggak punya popularitas, dia akan berat melangkah. Dan bila finansial lemah maka calon ideal ini akan sulit bersaing," tutur Pasek.
Meski begitu, Pasek meyakini caleg yang akan bersaing di Pemilu 2014 lebih baik dibanding Pemilu sebelumnya. Kata Pasek akan ada persaingan calon di internal secara kompetitif untuk mendapat suara di Pemilu karena parpol akan memilih calon terbaik.
"Di kami ada beberapa dapil, jumlah caleg melebihi batas yang ada. Persaingan internal jadi lebih ketat. Parpol harus membuat rumusan manajemen dapil yang tepat," ujarnya.
Khusus di Demokrat, proses penyaringan caleg di tingkat daerah telah dimulai. Nantinya DPC dan DPD akan mengusulkan calon yang maju dan daerah pemilihannya. "Kalau di pusat kewenangan ada di majelis tinggi," kata Pasek.
(fdn/rmd)