"KPK harus segera memeriksa tiga anggota Komisi III DPR yg disebut-sebut Nazaruddin terlibat dalam proyek pengadaan Simulator SIM yang menjerat Irjen Djoko Susilo," kata Presidium Indonesi Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam surat elektronik, Jumat (22/2/2013).
Menurut Neta, KPK juga harus mencermati dugaan keterlibatan anggota DPR tersebut dalam proyek-proyek pengadaan lainnya di Polri, terutama dalam proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana Polri (POUPSP) 2013 senilai Rp 1,8 triliuin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IPW berharap kasus Simulator SIM menjadi pintu masuk KPK untuk membongkar kasus-kasus korupsi lain di Polri, seperti keberadaan mafia proyek yang diduga melibatkan oknum elite kepolisian, anggota legislatif, dan pengusaha.
"KPK diminta mencermati manuver mafia proyek ini. Sebab Polri seakan tidak mampu mengatasinya karena diduga para mafia ini didukung oknum-oknum di legislatif yang menekan elite-elite Polri. Jadi kesaksian Nazaruddin mengenai keterlibatan tiga anggota DPR tersebut harus segera ditindaklanjuti KPK dan dijadikan pintu masuk untuk membersihkan proyek-proyek Polri dari manuver mafia proyek dan oknum Komisi III DPR," urainya.
Bambang Soesatyo Cs sudah membantah tudingan Nazaruddin soal keterlibatan dalam proyek 2010 itu. Bambang menyebut Nazaruddin dikendalikan pihak tertentu.
(ndr/gah)