Para siswa beraksi di seberang kantor Kecamatan Pedurungan, Semarang. Temanya lingkungan bersih. Berbagai karakter dari tokoh wayang hingga nelayan dijadikan sumber inspiratif.
Yuana Mutiara Hitam Violinka (15), siswa kelas X Multimedia 2 SMK ST Fransiskus dan empat rekannya melukis bidang dinding sebesar 4 meter x 2 meter dengan gambar nelayan yang sedang mencari ikan dan beberapa obyek seperti burung tanaman hingga sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan butuh waktu tiga hari untuk mempersiapkan diri melukis mural. Awalnya, tim dari SMK ST Fransiskus ini membuat sketsa di kertas dan mempersiapkan peralatan.
"Sketsa pertama sempat salah karena temboknya ternyata landscape," tandas Yuana sambil mengaduk cat di gelas air mineral bekas.
Selain Yuana dan teman-temannya, pembuatan mural tersebut juga diikuti oleh enam sekolah lainnya yaitu SMP Empu Tantular, SMP Attohiriyyah, SMP PL Bonifasio, SMP Futuhiyah Palebon, SMK Tlogosari, dan SMAN 2 Semarang
Ketua panitia pelaksana dari IKIP PGRI Semarang, Nailul Kafa (22), mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk partisipasi persiapan penilaian Adipura yang akan dilaksanakan 25 Maret mendatang. Pembuatan mural yang diikuti tujuh sekolah dan 33 siswa tersebut dikemas dalam sebuah lomba dengan hadiah tropi dan uang pembinaan.
"Kami ingin memperindah tembok. Biar enak dilihat," jelas Nailul.
Perserta diberikan bidang lukis berupa dinding dengan total sepanjang 30 meter untuk tujuh tim. Sedangkan 60 meter sisanya dikerjakan panitia.
"Kami dari panitia hanya menyiapkan cat dan ember, sisanya seperti kuas dan lainnya dibawa oleh peserta," tandasnya.
Peserta lomba diberi waktu tiga jam untuk menyelesaikan hasil karyanya. Meski demikian, batas waktu tersebut dinilai kurang oleh peserta. Hingga saat ini, peserta masih sibuk menyelesaikan mural mereka dengan warna-warna cerah yang variatif.
"Selain keindahan, nanti dinilai juga kecepatannya," tutup Nailul.
(alg/try)