"Saya mencatat apakah pemprov DKI sudah siap dengan infrastrukturnya?" kata pengamat politik Gun Gun Heryanto pada detikcom, Sabtu (16/2/2013).
Heryanto menyebutkan hal kedua yakni komitmen parpol untuk menaati rencana ini jika telah menjadi kebijakan. Ia tidak yakin parpol memiliki komitmen menjaga estetika ruang publik di Jakarta pada masa kampanye.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan ketiga menurut Heryanto adalah pertimbangan pembagian durasi tayang di LED yang harus adil untuk semua parpol peserta pemilu 2014. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang oleh pemprov dalam mewujudkan rencananya tersebut.
"Terkait dengan efektivitas sistem evaluasi, maksud saya harus menjamin pemprov DKI menyiapkan ruang itu bagi semua partai yang adil dan merata. Jangan sampai memunculkan masalah baru, karena pemprov itu Jokowi-Ahok dari partai tertentu, bisa nggak imparsial tidak memihak, ini satu contoh. Sikap imparsialitas ketika menerapkan kebijakan ini," ujar Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini.
Heryanto menambahkan jika tiga hal tersebut bisa dilakukan oleh semua pihak, maka Jakarta telah memasuki political marketing yang lebih ramah lingkungan. Ia menambahkan gaya memanfaatkan ruang terbuka untuk alat peraga kampanye yang konvensional hanya memunculkan stigma negatif dalam komunitas masyarakat yang telah melek politik seperti penduduk Jakarta.
"Dari sudut kepentingan yang lebih besar sebaiknya ekspresi simbolik kampanye disalurkan dengan cara yang lebih elegan dengan LED," tutup Heryanto.
(vid/trq)