Fatir yang merupakan putra ketiga pasangan Fikar Munandar dan Nurhikmah ini terkena peluru nyasar di kepalanya pada 1 Februari lalu saat tengah bermain di kamar kontrakan orangtuanya, di jalan Bajigau No 3F, Kel. Baji Mappakasunggu, Kec. Mamajang, Makassar.
"Fatir dioperasi pada pukul 21.00 Wita, tanggal 1 Februari lalu, operasi terpaksa dihentikan karena kondisi pasien mengalami kegawatan, melihat keadaan pasien sangat tidak memungkinkan untuk dilanjutkan operasinya, kami menunggu kondisinya membaik," ujar Dr Khalik Saleh, Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RS Wahidin dalam keterangan pers di kantornya, Rabu (13/2/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khalik menambahkan, untuk melakukan operasi pengangkatan proyektil peluru di kepala Fatir dibutuhkan kehati-hatian yang tinggi, karena posisi proyektil peluru berada di dekat otak kecil, yang rawan mengganggu bagian saraf pasien dan bisa berakibat kelumpuhan.
Sementara itu, Fikar, ayah Fatir saat ditemui detikcom di rumah kontrakannya mengaku tidak mendengar adanya keributan di sekitar rumah kontrakannya yang persis berada di lorong buntu.
"Ibu Fatir mengira bohlam lampu yang pecah, ia kaget saat melihat Fatir sudah terkapar berlumuran darah, kami langsung membawanya ke rumah sakit," ujar Fikar.
Hingga kini pihak kepolisian masih menunggu barang bukti proyektil peluru diangkat oleh tim dokter bedah RS Wahidin untuk diuji balistik di Puslabfor Polda Sulselbar.
(mna/mpr)