Deretan aksi perampokan dan pencurian yang terjadi di Samarinda seperti perampokan 2 kg emas milik salah seorang pedagang emas di kawasan Samarinda Seberang, perampokan unit Pegadaian Syariah di Jl Basuki Rahmad yang menggondol emas batangan, uang tunai dan server CCTV dengan kerugian sekitar Rp 6,7 miliar serta baru-baru ini, sebuah toko distributor asesoris ponsel ikut digasak pencuri dengan kerugian sekitar Rp 50 juta lantaran server CCTV juga ikut raib.
"Mabes Polri harus turun tangan untuk mengungkap kasus kejahatan ini," kata Ketua Komisi I DPRD Kaltim, Sudarno, dalam perbincangan bersama wartawan di Samarinda, Selasa (12/2/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya, pelakunya terlatih karena mereka membawa server CCTV. Kalau perampok biasa, ambil barang, menganiaya korban," ujar Sudarno.
"Polisi harus benar-benar jeli untuk mengungkap kasus ini. Kalau memang ada indikasi aksi itu terkait jaringan teroris, Mabes Polri harus turun," tegasnya.
Belum terungkapnya kasus pencurian dan perampokan, menambah deretan kasus kejahatan mencolok di Samarinda. Sebelumnya, tahun 2009 lalu, BRI Cabang Pembantu Lempake juga disatroni kawanan perampok dan menggondol Rp 500 juta. Berselang 1 tahun kemudian, Bank UOB di Jl Pahlawan, juga disatroni pelaku dengan kerugian juga ratusan juta rupiah.
"Sangat, ini sangat meresahkan," sebut Sudarno.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Feby DP Hutagalung menyatakan, tim Ditreskrim Polda Kaltim turut bekerja untuk menyelidiki aksi perampokan di kantor Unit Pegadaian Syariah, Jl Basuki Rahmad, yang terjadi Senin (4/2/2013) lalu.
"Instruksi Pak Kapolda Kaltim (Irjen Pol Anas Yusuf), tim gabungan terdiri dari Polda, Polres dan Polsek untuk menyelidiki kasus di pegadaian," katanya.
(ahy/ahy)