Pantauan detikcom di lokasi pada Senin (4/1/2013), sekitar delapan gerobak dari kayu dengan sepasang roda menjajakan beragam makanan. Beragam penjual makanan tersebut adalah penghuni rusun yang mendapatkan gerobak cuma-cuma.
"Di kasih cuma-cuma gerobaknya hari Senin (28/1) lalu, nggak ada diundi atau bayar," kata seorang penjual bakso bernama Joni Parno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin alhamdulilah hari pertama jualan dapat Rp 600.000, tapi kalau keliling biasanya lebih. Kalau mangkal di sini harus sabar. Insya Allah jadi, modal nekat dululah," ujar penjual bakso keliling sebelum tinggal di rusun tersebut.
Joni dan rekan-rekan pedagang kuliner di rusun ini diketahui sebagai penghuni rusun Marunda yang diberikan tempat usaha. Sebagian dari mereka adalah pedagang keliling seperti Joni. Namun ada juga yang memiliki warung kopi atau warung makan sederhana di tempat tinggal sebelum di rusun ini.
Pelanggan taman kuliner ini pun tidak hanya para penghuni rusun, warga di sekitar rusun juga sering menikmati sore hari di kampung si Pitung ini sambil makan di taman kuliner ini.
"Nggak cuman penghuni mas, kadang orang dinas, pengelola, sama orang di luar rusun juga suka kemari," ujar Joni.
Selain bakso, ada juga warga yang menawarkan nasi rames, kopi, gado-gado, dan makanan lainnya. Hal ini merupakan hal baru di rusun yang belum pernah penuh tersebut. Selain itu, puluhan meja untuk tenis meja didatangkan oleh pengelola rusun menjelang sore hari.
(vid/mpr)