Aplikasi yang dikembangkan bernama Kinect-based Dyslexia Therapy. Tim yang diberi nama LexiPal ini terdiri dari 6 orang. Empat mahasiswa dari jurusan Teknik Elektro prodi Teknologi Informasi yakni Muhamad Risqi Utama Saputra, Kuntoro Adi Nugroho, Vina Sectiana Amretadewi dan Taufiq Almahsyur. Sedangkan dua anggota lainnya Vremita Desectia Amretasari dari Sastra Perancis, FIB, dan Fransiska Vena dari jurusan Akuntansi FEB.
Menurut Vremita, timnya membuat aplikasi dengan menggunakan perangkat Microsoft Kinect. Perangkat ini diperuntukan untuk mengatasi ketidakmampuan belajar penderita dalam membaca. Penderita disleksia sangat sulit disembuhkan secara medis, tapi efeknya bisa diminimalisir dengan melakukan terapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun bila dipaksa mengucapkan kata-kata setiap hari tentu membosankan. Akibatnya mereka cenderung emosional dan malas," tambahnya.
Menurut Vremita, karena tidak ada penelitian resmi tentang disleksia di Indonesia, kami langsung terjun ke lapangan. Riset yang dilakukan bersama teman-teman selama lebih kurang 3 bulan. Salah satunya dengan mengunjungi beberapa sekolah yang memiliki siswa berkebutuhan khsusus serta berkonsultasi dengan psikolog untuk mengetahui lebih jauh tentang disleksia.
"Di beberapa sekolah dasar dan sanggar belajar di Yogyakarta kami menjumpai beberapa anak-anak penderita disleksia," katanya.
Risqi menambahkan tidak ada yang berbeda dalam cara mengajar anak disleksia dengan anak normal lainnya. Model pengajaran dengan menggunakan teknologi informasi.
"Lewat aplikasi Kinect Windows Presentation dikombinasikan Kinect X Box," ungkap Risqi.
Menurut Risqi dengan game tersebut akan membuat penderita lebih enjoy. Salah satu contoh fiturnya adalah Spelling/Pronouncing Game, yaitu permainan yang didesain untuk meng-encourage penyandang disleksia dalam mengucapkan suatu huruf atau kata yang sulit diucapkan.
"Penyandang disleksia akan kami minta mengucapkan huruf atau kata yang sesuai dan aplikasi akan menganalisisnya dengan bantuan speech recognition pada Kinect," kata Risqi.
Setiap kali penyandang Disleksia berhasil mengucapkan huruf atau kata tersebut dengan benar, seekor kera dalam aplikasi akan memanjat naik menuju buah pisang idamannya dan aplikasi akan memberikan sejumlah poin tertentu sebagai penghargaan atas keberhasilan dalam melakukan terapi tersebut.
"Aplikasi yang kami buat cukup unik dan inovatif dan memudahkan penderita belajar. Tim lexipal mendapat penghargaan pemenang terbaik II untuk kategori teknologi informasi dalam ajang Mandiri Young Technopreneurship yang berlangsung di Jakarta 17 Januari 2013 lalu," pungkas Risqi.
(bgs/try)