"Saya nyesal sekali, bikin setrum ikan bikin heboh semua. Setrum ikan di tempat saya banyak," kata Kasdiyo dengan logat Jawanya yang kental.
Hal itu diungkapkan Kasdiyo dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dikirim uang sama teman saya untuk membeli peralatannya. Ini yang buat teman saya, Samidi," kata Kasdiyo.
Kirno yang diminta bantuan untuk mencarikan bahan-bahan untuk merakit alat setrum itu. Sementara Samidi membantu merangkai setruman tersebut. Setelah jadi, Kasdiyo kemudian mengirimkan paket itu via pos di Pekalongan.
"Ngirimnya berapa ya, nggak sampe jutaan, habis Rp 265 ribu," ucap Kasdiyo.
Kasdiyo saat itu yakin bahwa paketan berupa kumparan penghantar arus untuk setrum ikan itu aman. Bahkan, petugas pos Pekalongan, tempat ia mengirimkan paket, sudah mengecek keamanan paketnya itu.
"Saya nggak nyangka karena saya juga sudah tanya sama pak pos. Pertama pakai kerdus (kardus), lalu ditanyain isinya apa terus dibuka, dan pos ngebolehin. Itu kan bukan bom," jelas Kasdiyo dengan polos.
Paket pun terkirim dari Pekalongan dan tiba di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat. Dari Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, paket tersebut kemudian dikirim ke Kantor Pos Bandara Soekarno-Hatta untuk dikirim ke alamat tujuan di Merauke melalui pos udara.
Namun, belum juga paket itu tiba di Merauke, rupanya sudah membuat geger. Petugas kargo bandara yang memeriksa paket dengan x-ray mencurigai isi paket berupa lilitan kumparan kabel tersebut. Paket itu diduga bom.
"Itu (berita yang menyangkut namanya dan paketannya) sampai muncul di koran-koran, saya minta itu dihapus, bisa tidak ya?," kata Kasdiyo lagi.
Sama halnya dengan Kasdiyo, Kirno yang sempat kaget ketika dibawa aparat polisi juga mengaku tidak tahu-menahu soal bom.
"Kalau orang kampung itu tahu itu setrum ikan, bukan bom. Kami nggak tahu soal bom karena kami orang kecil, nggak tahu apa-apa soal bom. SD saja susah," kata Kirno dengan logat Jawanya yang kental.
Kirno juga tidak begitu yakin kalau setrum yang sudah dirakit Samadi itu bisa digunakan atau tidak. "Ini aja nggak tahu berhasil apa enggak. Itu saja belum dicoba," katanya dengan nada polos sambil disambut gelak tawa wartawan dan polisi.
Sementara itu, Samadi memilih tidak membuka mulut ketika dihadapkan dengan sejumlah awak media. "Saya no comment. Lagi sakit saya," kata Samadi yang juga disambut tawa.
(mei/rmd)