"Ini sungai, ini semua satu meter setengah di bawah air. Kenapa aman? Karena semua ini termasuk tol, ini semua dipompa kesini. Semua kita pakai uang sendiri untuk bendungan ini. Pantai Indah Kapuk aman? Ini sungai, ada waduk-waduknya, sistem pompa, termasuk tol dilindungi deretan ini. Jadi banjirnya ini, Pluit tidak ada hubungan perumahan Pantai Indah Kapuk. Ini hubungan jebolnya Latuharhary ke Pluit," ujar Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Hal itu disampaikan Ahok dalam jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho punya analisa soal penyebab banjir di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Tidak ada tanggul yang jebol, namun karena ada luapan air yang besar dan empat pompa air yang rusak. Berikut penjelasan Sutopo dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada detikcom, Minggu (20/1/2013) soal penyebab banjir di Pluit:
Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya. Sungai Cideng yang memiliki kapasitas debit 30 m3/detik menerima beban tambahan debit dari tanggul sungai yang jebol di Jl. Latuharhary sekitar 30 m3/detik.
Tentu saja Kali Cideng. Pada saat bersamaan pompa di Waduk Melati berkapasitas 12m3/detik dan Pompa Cideng berkapasitas 7 m3/detik juga mati. Demikian pula BKB juga penuh. Dengan matinya pompa air maka banjir makin tidak terkendali.
Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel 2 pompa banjir berkapasitas 35 m3/detik dan 4 m3/detik di Waduk Pluit terendam banjir dan tidak beroperasi. Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Ini ditambah dengan pasang laut makin bertambah.
Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1) terjadi pada pukul 07.35 yaitu tinggi 0,87 meter. Pada Minggu (20/1) pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 yaitu 0,91 meter. Demikian juga Prediksi pasang tertinggi pada Senin (21/1) pukul 08.10 setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara Pukul 09.09 β 09.46 WIB. Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut.
Pemerintah terus melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit. Tanggul di Latuharhary telah selesai ditutup. Pompa Waduk Melati telah dihidupkan. Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir. BNPB mengerahkan pasukan Armarbar. Beberapa titik posko telah didirikan oleh Marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistik, kesehatan dan sebagainya.
(nwk/mad)











































