Djoko, salah seorang warga di Teluk Gong RT 05 RW 09 Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara mengaku sejak rumahnya terendam banjir dua hari lalu, belum ada satupun bantuan yang diterima.
"Sudah 2 malam, sudah sepinggang, tapi ada juga yang dua meter. Kemungkinan bisa nggak ada sama sekali, tidak ada sama sekali," ujar Djoko saat dihubungi detikcom, Jumat (18/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada posko apapun, atau tempat pengungsian. Tidak ada tim evakuasi, kendaraan warga sendiri dievakuasi di pintu air jembatan Kali Jodoh," ujar Djoko.
Untuk memenuhi logistik harian, Djoko mengatakan warga berinisiatif mencari sendiri.
"Mereka keluar kalau pagi dari jam 09.00 WIB. Cari makan dan logistik. Nggak ada yang mengungsi. Warga larinya ke tanggul semua karena Kapuk Muara sudah tidak bisa dilewati, di jembatan Kali Jodoh. Banyak yang jualan makanan. Tapi mereka naikin harganya sampai ratusan persen. Telor untuk nasi goreng saja sebutir Rp 4.000," ujarnya.
"Sementara kami menginginkan bantuan konsumsi, air bersih. Ini masalah air, kebanyakan pakai sanyo (mesin air) jadi susah, mati terendam," pungkas Djoko.
(vid/rmd)











































