Seperti yang diungkapkan salah satu pengungsi di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Ahmad. Bersama dengan ratusan orang lainnya, Ahmad terpaksa mengungsi dari rumahnya dan tinggal sementara di sebuah masjid.
Masjid Attahiriyah yang memiliki dua lantai ini dijadikan tempat pengungsian warga korban banjir. Sekitar 70 persen ruang di dalam masjid digunakan oleh pengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya begitulah, lihat saja sendiri. Kadang susah tidur, ya begitu-begitu saja," tutur Ahmad yang sudah menghabiskan satu malam di pengungsian ini, kepada detikcom, Kamis (17/1/2013).
Di pengungsian ini, warga harus tidur dengan hanya beralaskan selimut atau tikar seadanya. Mereka pun harus tidur berdempet-dempetan. Tidak hanya itu, mereka juga harus tidur di antara barang-barang, seperti baju dan tas, yang juga dibawa mengungsi beberapa warga.
Tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan di pengungsian ini. Beberapa pengungsi tampak hanya duduk-duduk atau tiduran. Sedangkan sejumlah pengungsi lainnya memilih keluar dari masjid dan memantau kondisi banjir terbaru di kampung mereka.
Hingga saat ini, banjir yang melanda kampung Ahmad sudah sedikit menyusut, namun masih cukup mengkhawatirkan. Ketinggiannya masih mencapai pinggang orang dewasa. Sejumlah warga ada yang masih bertahan di pengungsian, namun ada yang memilih mengungsi ke tempat saudara yang tidak kena banjir.
(nvc/nrl)