"Tadi lelang sedikit jauh, separuh kurangnya. Biasanya ratusan ton, tapi tadi cuma sekitar 10 ton," kata salah satu nelayan bernama Nurjaya (44) di lokasi, Senin (14/1/2013).
Sedikitnya ikan tidak seimbang dengan banyaknya kapal nelayan yang berlabuh di Pelabuhan Muara Angke, sebelah TPI Muara Angke. Ternyata sebagian besar kapal tersebut sudah tidak melaut selama seminggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 3 bulan melaut mencari ikan, Nurjaya hanya berhasil membawa 10 ton ikan yang ia jual kepada pengepul, distributor, dan pelelangan. Hasil tangkapan ini berbeda jauh ketika cuaca tidak buruk, ia mampu menangkap hingga 40 ton ikan selama 3 bulan.
"Cuaca jelek begini, air jadi keruh, arus kencang, ikan jadi susah. Kita mau nanam jangkar saja susah. Kalau cuaca bagus, saya melaut 3 bulan bisa 40 ton masuk," ujar pemilik kapal nelayan tradisional berukuran 60 Gross Ton (GT) ini.
Nurjaya mengaku hasil tangkapannya selama 3 bulan tersebut tidak menutup biaya operasional yang telah ia keluarkan. Alhasil, ia hanya bisa menunggu hingga cuaca kembali bersahabat.
"Nggak nutup, paling mahal di solar. Kita beli minyak Rp 9.500 per liter. Kalau habis satu malam bisa Rp 9 juta, kita nggak dapat (balik modal) segitu kalau semalam. Paling nunggu cuaca saja, kalau punya tabungan ya pakai tabungan. Rata-rata kawan saya menganggurnya di kampung, tapi ada juga yang jaga kapal," ujar Nurjaya.
Nurjaya menambahkan kondisi cuaca membuat hasil nelayan jauh berkurang dan harga ikan diprediksinya akan naik sampai 20 persen. Hal ini juga mempertimbangkan biaya operasional nelayan yang nekat melaut akan tidak setara dengan hasil tangkapannya.
"Kalau musim begini naik harganya, sudah sedikit, harga naik. Merata harganya naik, paling 10 persen-20 persen. Bisa menutup biaya operasional saja sudah bagus. Apa lagi kalau ada yang bisa dapat untung," ujar nelayan yang bisa melaut sampai Kalimantan ini.
Nurjaya berharap selama cuaca yang sulit ini pemerintah mau membantu ribuan nelayan yang senasib dengan dirinya. Ia juga meminta agar tidak ada pembatasan solar yang mengakibatkan para nelayan tidak bisa optimal dalam mendapatkan ikan.
"Belum ada bantuan dari pemerintah, banyak yang nggak melaut, terus tadi pagi juga keluar larangan melaut. Kalau bisa minyaknya (solar) jangan dibatasi, kita kan dibatasi 25 ton liter. Tapi kadang-kadang bantuan dari atas juga nggak sampai ke kita," ujar Nurjaya berkesah.
(vid/ndr)