Disadari atau tidak, sejumlah pria dengan kumis tebal pernah menduduki kursi Menpora. Penunjukkan Roy Suryo seolah menjadi generasi penerus Menpora berkumis. Lalu, siapa saja Menpora berkumis sebelum Roy Suryo?
Hayono Isman
|
(dok detiknews)
|
Sementara pada Pemilu 2009, melalui Partai Demokrat, dia terpilih kembali menjadi anggota dewan untuk masa bakti 2009-2014 melalui daerah pemilihan (dapil) DKI Jaya I (Jakarta Timur).
Saat ini, Hayono duduk sebagai anggota Dewan Pembina PD. Saat kursi menpora kosong ditinggalkan Andi Mallarangeng, Hayono yang pernah menjadi Menpora di masa lalu juga pernah menyatakan kesiapannya ditunjuk menjadi Menpora.
Adhyaksa Dault
|
(dok DetikFoto)
|
Adhyaksa juga berhasil meraih gelar Doktor (S3) Jurusan Teknik Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2007. Pria asal Sulawesi Tengah ini juga aktif berorganisasi. Beberapa di antaranya pada tahun 1987-1988 dia dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum USAKTI dan pada tahun yang sama ia menjadi Ketua Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia (ISMAHI) Korwil DKI Jakarta.
Saat menjadi Menpora, Adhyaksa meminta perhatian agar para pelajar yang sudah selesai studinya untuk pulang membangun negeri. Namun jika pilihannya tetap bertahan di luarnegeri demi bisa mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari, hendaknya tetap memelihara kecintaan pada tanah air dan memberikan kontribusi.
Pada Pemilu Legislatif 2009, Adhyaksa maju menjadi calon legislator dari PKS. Dia pun menang di daerah pemilihan Sulawesi Tengah dengan meraih 82 ribu suara. Meski menang, Adhyaksa akhirnya mundur dan memilih untuk konsentrasi sebagai guru besar.
Rencananya, setelah mundur, Adhyaksa akan konsentrasi sebagai guru besar. "Kalau masalah jadi menteri itu takdir Allah. Saya saja sekarang sudah syukur jadi menteri, tidak pun tidak apa-apa," tegas Adhyaksa.
Saat ini, Adhyaksa menyatakan dirinya tertarik untuk bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Sekjen PAN Taufik Kurniawan menyatakan hal ini telah disampaikan Adhyaksa secara terbuka.
Andi Alfian Mallarangeng
|
(dok DetikFoto)
|
Ditanya soal kumis, Andi mengaku kumis tebal yang dia miliki tidak terlalu istimewa. Bahkan ia menganggap pujian soal kumisnya adalah sekadar olok-olok saja. Dia pun bercerita SBY juga pernah punya kumis.
"Pak SBY pernah pelihara kumis waktu pangkatnya masih kapten. Kenapa sekarang dicukur? Karena waktu zaman itu kan masih suasana operasi," ucap Andi sambil tertawa.
Menjadi orang tenar seperti sekarang ini, tidak lantas membuat Andi besar kepala. Dia mengaku masih sering berhubungan dengan teman-temannya waktu kecil, teman sekolahnya, bahkan temen kuliah di UGM, Yogyakarta.
"Saya seneng banget masih bisa berkomunikasi dengan mereka. Bagi saya, itu adalah berkah," pungkasnya.
Andi resmi mundur dari kursi Menpora pada 7 Desember 2012 setelah dirinya resmi menjadi tersangka kasus korupsi proyek Hambalang. Tak hanya itu, Andi juga menyatakan mundur dari posisi sekretaris dewan pembina Partai Demokrat.
Roy Suryo
|
(dok DetikFoto)
|
Hal ini disampaikan Roy usai dipanggil Presiden SBY di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/1/2013) sebelum pengumuman resmi SBY.
Pria asal Yogyakarta ini lantas angkat bicara terkait sejumlah kalangan yang meragukan kemampuannya menjabat posisi Menpora. Roy mengaku akan bekerja keras untuk melakukan pembenahan internal dan eksternal Kemenpora.
Roy sebelumnya duduk di Komisi I DPR RI ini juga berjanji akan memperbaiki prestasi Indonesia di bidang olahraga.
"Saya dengar itu semua (kritik), memang saya banyak kurangnya. Tapi justru saya terimakasih untuk masukannya. Insya Allah saya berbuat yang terbaik," janji penggemar telematika dan Mercy antik ini.
Mantan Menpora Adhyaksa Dault pun berseloroh soal ditunjuknya Roy Suryo menjadi Menpora baru pengganti Andi Mallarangeng. Adhyaksa bercanda, bisa saja Roy terpilih karena kumis tebalnya.
"Ya mungkin karena kumisnya saja," seloroh Adhyaksa yang juga berkumis tebal ini, sembari tertawa.
Hal ini disampaikan Adhyaksa di sela-sela sidang doktor Wakil Ketua DPR Pramono Anung di Graha Sanusi, Universitas Padjajaran, Dipatiukur, Bandung, Rabu (11/1).
Halaman 2 dari 5











































