Sunoto (55), demikian nama ayah bocah tersebut. Dia menceritakan kebiasaan sehari-hari anaknya di rumah dan pergaulannya dengan teman.
"Anak ini tiap hari ditinggal kerja, jadi kita tidak ada pengawasan," kata Sunoto, saat ditemui di RSCM, Jakarta Pusat, Minggu (6/1/2013). Sunoto sedang menunggu proses autopsi jenazah anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal bilang sakit itu, sekitar 3 bulan lalu, itu dia muntah-muntah hampir tiap malam dan badannya panas. Dia hanya mengeluhkan sakit, tapi tidak bilang penyebabnya apa," jelasnya.
"Biasanya dia main di rumah sendirian, masak-masakan, main dengan teman wanitanya yang seumuran," sambungnya.
Karena itu, awalnya Sunoto tak pernah curiga kalau anaknya diduga menjadi korban perkosaan. Namun bila dugaan itu benar adanya, dia meminta agar pelaku segera dikejar dan dihukum berat.
"Tersangka harus dihukum seberat-beratnya. Sampai saat polisi belum memberikan keterangan siapa pelakunya, polisi hanya bilang sedang dalam proses penyelidikan," jelas Sunoto yang mengenakan batik cokelat ini.
Terkait rencana pemakaman bocah tersebut, Sunoto belum bisa menyampaikan lokasinya. Yang jelas, pemakaman segera dilakukan begitu proses autopsi selesai.
"Saya maunya cepat-cepat, sudah sakitnya lama, masa dikuburnya lama juga," terangnya.
Bocah kelas 5 SD tersebut meninggal dunia pagi ini di RS Persahabatan, Jakarta Timur. Dia dibawa ke RS Persahabatan pada 29 Desember 2012 lalu dalam kondisi kemaluannya luka parah. Soal dugaan pemerkosaan itu, tim medis belum bisa menyimpulkan. Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan si bocah tidak mengalami kekerasan seksual, tapi hanya mengalami infeksi.
(mad/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini