"Guru-guru tidak diajak bicara dalam perubahan kurikulum. Sangat tidak partisipatif, ini proyek dan bersifat memaksa," kata Koordinator FSGI Retno Listyarti dalam jumpa pers di kantor Indonesian Corruption Watch (ICW), Jalan Kalibata Timur 4D No 6, Jakarta Selatan, Rabu (2/1/2013).
FSGI mendatangi ICW untuk memaparkan catatan pendidikan selama tahun 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alquran saja di korupsi apalagi buku. Jadi bisa ada kekhawatiran mark-up jika tidak diawasi dengan benar," ungkap Retno.
Menurutnya, kualitas pendidikan yang rendah tidaklah tepat jika diatasi dengan adanya perubahan kurikulum. Rendahnya pendidikan disebabkan karena kualitas guru di Indonesia yang masih rendah. Kualitas guru Indonesia berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru 2012 hanya mencapai nilai 4,20 dalam skala 0-10.
"Penelitian World Bank 2011 menyatakan kualitas guru Indonesia rendah," ucapnya.
Retno mengatakan, untuk membenahi kualitas pendidikan di Indonesia harus dimulai dari meningkatkan kualitas guru. Sebab, guru yang berkualitas akan melahirkan murid yang berkualitas.
"Membenani guru yang utama, selama guru tidak berkualitas maka kurikulum ini hanya akan menjadi dokumen," ujar Retno.
Sebelum diberitakan, Mendikbud M. Nuh mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merubah kurikulum pendidikan pada 2013. Perubahan yang paling berdasar adalah nantinya pendidikan akan berbasis science dan tidak berbasis hafalan lagi.
"Yang paling esensial dari 2013 yang kita rancang, untuk SD itu pendekatan yang kita gunakan semua berbasis science. Itu oleh anak dikenalkan, mulai melihat memperhatikan bertanya, observasi, sehingga tidak lagi diorientasikan kepada hafalan-hafalan," jelas Mendikbud M Nuh di kantor wapres Jl Veteran, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Nuh mengatakan untuk pendekatan pembelajaran tematik integratif, jumlah pelajaran bisa di kurangi dari 10 menjadi 6 mata pelajaran.
Namun, jumlah waktunya akan ditambah, sedikitnya menjadi 4 jam dalam seminggu.
Enam mata pelajaran itu adalah Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, Agama, Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani. Nuh menjelaskan pendekatan
pembelajaran tematik integratif contohnya Guru Bahasa Indonesia bisa juga menjelaskan tentang fenomena alam dalam pelajaran IPA.
Kurikulum ini untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.
(lh/lh)