Rendy masuk perawatan anak Ruang Melati 16 rumah sakit tersebut sejak Jumat (29/12) kemarin, sekitar pukul 18.25 WITA. Selang cairan infus kini terpasang di lengan bayi laki-laki dari pasangan Sofyan (23) dan Rinawati (22). Sedangkan dari sisi wajah dan sebelah kanannya, terjadi pembengkakan, termasuk di sekitar lehernya.
"Bayi Rendy dari Kutai Kartanegara itu masuk perawatan dari Instalasi Gawat Darurat, dengan Hemangioma (tumor pembuluh darah) dan keluhan batuk pilek dalam jangka waktu lama (Broncho Pneumonia)," kata Humas RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda, dr Nurliana Adriati Noor, kepada wartawan, Sabtu (29/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Hemangioma, masih kita observasi oleh dokter spesialis bedah anak, sambil menunggu hasil dari pemantauan kondisi batuk pileknya," sebut Nurliana.
Ditanya mengenai peluang kesembuhan Rendy, Nurliana belum bisa memastikannya. Menurut dia, tindakan operasi masih menunggu hasil dari observasi dokter spesialis.
"Dalam waktu 6 bulan ke depan, diharapkan ada perbaikan kondisi kesehatan, baru kemudian kita pertimbangkan tindakan medis berikutnya," terang Nurliana.
"Penyebab tumor sendiri belum bisa diketahui. Sekali lagi bahwa kita fokus dahulu untuk penyakit yang menyertai tumor Rendy (Broncho Pneumonia)," jelas Nurliana.
Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari melihat langsung kondisi Rendy di ruang perawatan. Rita sempat mengaku kesal, lantaran Bagian Kesra Pemkab Kutai Kartanegara dan Dinas Sosial Kutai Kartanegara belum melihat langsung kondisi Rendy yang memang sangat memerlukan bantuan.
"Jangan khawatir soal biaya, dijamin Jamkesda. Kalau tidak tercover Jamkesda, saya akan tambah bantuan sosial," kata Rita.
"Saya juga baru tahu, ternyata PNS di ruang lingkup Pemkab Kutai Kartanegara, tidak memberitahukan saya soal ketidakmampuan Rendy. Kinerja PNS seperti ini ke depan perlu saya benahi," tegas Rita.
Dalam kesempatan itu, Rita juga langsung memberikan bantuan uang tunai Rp 50 juta, kepada orang tua Rendy. Uang tersebut diakui Rita adalah uang pribadinya, bukan dana pemerintah.
(fdn/gah)