"Demokrasi yang belum matang menghasilkan dagelan politik. Farhat Abbas tidak memiliki latar, ini seperti bagian dari dagelan politik," kata pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya saat berbincang, Rabu (26/12/2012).
Munculnya Farhat ini menunjukkan bahwa demokrasi belum matang. Majunya Farhat ini juga seperti menampar partai politik yang cenderung tertutup dalam merekrut calon pemimpin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, seorang capres untuk maju 2014 tidak hanya bermodalkan popularitas, tetapi juga harus mengukur kapabilitas kemampuan diri. "Jadi merasa dirinya cukup terkenal dan kontroversial sehingga merasa cukup mumpuni untuk maju. Itu tidak cukup," urainya.
(ndr/nrl)