Mobil Myanmar Pakai Setir Kanan, Jalan pun di Kanan

Laporan dari Yangon

Mobil Myanmar Pakai Setir Kanan, Jalan pun di Kanan

- detikNews
Jumat, 21 Des 2012 11:58 WIB
detiksport/Kris Fathoni
Yangon - Lazimnya, arah lalu lintas dengan orientasi sisi kanan jalan akan menggunakan setir di bagian kiri kendaraan, dan demikian pula sebaliknya. Tapi Myanmar adalah salah satu pengecualian.

Di Indonesia, arah lalu lintas berorientasi ke sisi kiri jalan dengan setir kemudi terletak di bagian kanan kendaraan. Sistem seperti ini juga lazim digunakan di Inggris Raya dan negara-negara bekas koloninya -- kendatipun Indonesia sebenarnya lebih lama berada di bawah kekuasaan Belanda.

Sebaliknya, ada pula yang berorientasi ke sisi kanan jalan, dengan setir kemudi berada di sisi kiri. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lazim menggunakan sistem ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengecualian tentu ada. Myanmar, misalnya. Pernah menjadi koloni Inggris sampai akhirnya merdeka pada tahun 1948, mayoritas kendaraan Myanmar kini menggunakan setir kanan tetapi juga berorientasi ke lalu lintas sisi kanan jalan.

Kurang lazim, mungkin. Sejumlah pengendara mobil yang belum terbiasa boleh jadi juga akan mengalami disorientasi. Tetapi para pengemudi kendaraan, khususnya di kota Yangon dan Mandalay yang relatif padat, tampak tidak kagok menyalip dari sisi kiri kendatipun dari arah berlawanan tak jarang ada kendaraan lain yang juga sedang "bermanuver". Padahal dengan kondisi seperti ini, sang sopir jelas jadi tak bisa "mengintip" kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan.

Tak takut kecelakaan? "Ah, tidak juga. Justru begini lebih mudah," jawab warga Yangon yang menjadi tour guide dalam rombongan kami, Zaw Jar, dalam bahasa Inggris yang fasih.

Dari tiga kota yang sempat detikSport sambangi -- Yangon, Naypyidaw, dan Mandalay -- tidak semua kendaraan memiliki setir kanan. Sebagian terlihat juga menggunakan setir kiri. Menurut tour guide kami, sejauh ini memang tidak ada ketentuan khusus mengenai penggunaan setir kanan atau setir kiri.

Menariknya lagi, kendaraan-kendaraan umum yang ada terlihat lebih cenderung menggunakan kendaraan dengan setir kanan. Artinya, saat kendaraan berhenti di sisi kanan jalan, para penumpangnya pun mesti keluar dari sisi kiri mobil alias ke sisi jalan raya dan bukannya trotoar, sehingga harus berhati-hati pula dengan kendaraan yang datang dari arah belakang.

Nah, tak jarang pula di sisi kiri belakang kendaraan-kendaraan umum berjenis truk juga terlihat ada satu orang yang menggelantung walaupun kadang kursi-kursi tidak terisi penuh. Sering terlihat melongok-longok ke depan, orang ini bukan sembarang bergelantungan. Sosok itu ternyata menjadi "co-pilot" dari sopir yang akan memberi tahu kondisi lalu lintas dari arah berlawanan. Yah, kira-kira serupa dengan kernet.



Saran ahli astrologi di balik Penggunaan lalu lintas di kanan?

Selidik punya selidik, penggunaan orientasi lalu lintas kanan di Myanmar seperti ini disebutkan bermula pada dekade 1970-an silam, setelah sebelumnya menggunakan orientasi lalu lintas kiri. Tour guide kami mengaku tidak tahu pasti alasan pemberlakuan tersebut.

Pun begitu, ada sejumlah teori yang berseliweran. Salah satu teori menyebut bahwa hal ini merupakan instruksi langsung dari Jenderal Ne Win, yang juga merupakan presiden ke-4 Myanmar, setelah mendapatkan saran dari ahli astrologi bahwa negara itu akan lebih bagus menggunakan orientasi lalu lintas kanan jalan raya.

Selain itu ada pula teori lain yang menyebut bahwa Jenderal Ne Win sendiri yang mendapat ilham lewat mimpi, bahwa Myanmar harus mengubah orientasi lalu lintasnya dari kiri ke kanan.

Entah mana yang benar, tetapi yang pasti Myanmar saat ini masih menggunakan orientasi lalu lintas sisi kanan, dengan mobil-mobil yang kebanyakan juga memiliki kemudi di sisi kanan -- walaupun menurut salah satu pemberitaan media lokal, The Voice of Myanmar, pada tahun 2011 lalu, pabrik otomotif negara itu telah berencana menghentikan produksi mobil setir kanan, dan akan memproduksi mobil setir kiri.

Myanmar tahun depan akan menjadi tuan rumah SEA Games XXVII pada Desember 2013. Detiksport menyambangi negara yang dulunya bernama Burma itu atas undangan Fortune PR.




(krs/a2s)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads