"Kami itu terlatih. Seperti yang saya jelaskan bahwa kami itu sudah disekolahkan," ujar General Manager Air Traffic Service (ATS) Bandara Soekarno-Hatta Budi Hendro dalam jumpa pers di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2012).
Pernyataan ini menanggapi pernyataan staf ahli PT Angkasa Pura (AP) II Pekik Dahono tentang kekurangsiapan SDM, terutama ATC, saat Bandara Soekarno-Hatta dalam kondisi darurat, pada Rabu kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Pekik mengatakan proses sertifikasi petugas ATC sangat panjang. Sehingga proses regenerasi petugas ATC pun bergerak lambat. "Bahkan yang sudah pensiun terkesan masih dipekerjakan. Mereka kurang persiapan tentang itu," kata Pekik.
Training center yang sudah dilakukan selama ini pun dirasa minim karena lebih banyak dilakukan oleh vendor. "Ada krisis SDM. Gaji bagus, training sangat kurang. Kalau ada (pelatihan), dari vendor yang cenderung bias," lanjutnya.
Benarkah karena pernyataan Pekik dalam jumpa pers kemarin membuat petugas ATC Bandara Soekarno-Hatta akan mogok? "Itu tidak benar. Yang benar karyawan ATC marah besar," tegas Budi.
Hadir dalam jumpa pers itu Direktur Operasional PT AP II Endang A Sumiarsa, Direktur SDM dan Umum PT AP II Hari Cahyono, Corporate Secretary PT AP II Trisno Heryadi, Deputi SDM PT AP II Priyono Wojo, dan Pekik Dahono sebagai staf ahli PT AP II.
Pekik yang datang menjelang jumpa pers berakhir menjelaskan duduk perkaranya.
"Kemarin di konferensi pers dengan Ikatan Auditor Teknologi Indonesia, saya sebagai konsultan dan kebetulan dosen ITB cuma kebetulan saya diperkenalkan sebagai staf ahli Angkasa Pura II. Acara tersebut menjelaskan soal kelistrikan. Saat sesi tanya jawab, saya jawab soal latihan. Saya jawab pakai kata mungkin. Saya bukan ahli radar, saya tidak tahu mengapa disimpulkan seperti itu," jelas Pekik.
Pernyataan ini kemudian ditimpali Budi Hendro. "Pak sesuai kesepakatan semalam, Bapak yang pertama harus minta maaf. Yang kedua Bapak harus mencabut ucapan Bapak. Yang ketiga, tulisan Bapak ke media itu tidak benar," kata Budi pada Pekik.
"Setahu saya, bukan saya yang menulis di media. Saya ulangi bahwa sejak pertama bahwa jelas-jelas pakai kata 'mungkin'. Ketidaktahuan saya dengan kata mungkin itu ternyata salah. Yah saya sudah minta maaf," jawab Pekik.
Namun Budi tetap meminta Pekik mencabut pernyataannya kemarin dalam jumpa pers. Kondisi pun sedikit gaduh. Namun keadaan ini ditengahi oleh Corporate Secretary AP II Trisno Heryadi.
"Oke, oke, jadi ini sudah kita simpulkan kalau Pak Pekik sudah minta maaf dan disaksikan media-media yang ada di sini," kat Trisno yang lantas menyarankan Budi dan Pekik bersalaman.
Budi dan Pekik lantas bersalaman.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini