"Matahari itu kan ada masa tenang dan aktif. Matahari itu kan bergejolak seperti bubur, di situ terjadi reaksi-reaksi fisika yang gede banget," ujar Kepala Lapan, Bambang S Tejasukmana di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2012).
"Masa aktif berulang setiap 11 tahun. Orang ribut sekarang karena itu diperkirakan terjadi pada tahun 2012. Tapi sampai Desember ini masih tenang-tenang saja," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Matahari kan bulat, dan bumi berada di satu posisi. Badainya belum tentu mengarah ke bumi, bisa saja ke mana-mana, itu bisa kita monitor," katanya.
Bambang mengatakan bahwa Lapan bisa memantau fenomena ini dari Stasiun Pengamatan yang ada di Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat.
"Kalau ada letupan, dia akan memancarkan sinyal radio dan kita bisa terima di Tanjungsari, itu 8 menit. Setelah itu, materinya merambat dengan kecepatan materi. Materi itu akan menimbulkan berbagai fenomena uyang akan mengganggu satelit, mengganggu bumi juga," jelas Bambang.
Meski begitu, Bambang mengimbau masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan fenomena ini.
"Badai matahari sudah terjadi bermiliaran tahun. Kalau itu menuju bumi, si satelit bisa mendeteksi. Tapi badai matahari itu biasa saja," jelasnya.
(sip/lh)