"Jadi soal menyesal tak kudeta itu hanya bercandaan saja, karena situasi 1998 beliau didorong banyak pihak untuk kudeta, kemudian beliau tidak melakukan itu. Sekarang orang-orang bilang, coba kalau waktu itu kudeta," kata Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, kepada detikcom, Rabu (19/12/2012).
Muzani menuturkan, ada alasan kuat yang membuat Prabowo tak mengkudeta saat itu. Prabowo, lanjut Muzani, punya pemikiran bahwa pemerintah hasil kudeta pada akhirnya akan dikudeta juga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muzani menambahkan, Prabowo juga berpegang pada UUD 1945. Karena itu sampai saat ini Gerindra mendorong dikembalikannya UUD 1945 ke asalnya.
"Memang beliau berpegang teguh kepada UUD 1945. Nah, kesadaran itu yang menjadi panutan beliau tetap berpegang teguh kepada Sapta Marga. Dan kehendak untuk kudeta itu tidak dilakukan," tegasnya.
Kelakar Prabowo soal kudeta mengemuka saat dia tampil di acara kuliah umum yang digelar Soegeng Sarjadi Syndicate di Hotel Four Seasons, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (18/12/2012).
Pada tahun 1998, Prabowo memegang posisi Panglima Kostrad yang membawahi ribuan prajurit TNI. "Saya Jenderal Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad yang hampir kudeta, nyesel juga nggak jadi kudeta (hadirin tertawa-red). Saya takut melanggar UUD '45," tegas Prabowo.
(van/nrl)