"Tabrakan bisa dihindari apabila setelah 24 detik pilot melakukan belok kiri, sesuai warning TAWS dan itu masih berfungsi dengan benar," kata investigator anggota Kapten Nurcahyo.
Hal itu disampaikan Nurcahyo dalam jumpa pers tentang laporan final investigasi KNKT untuk kecelakaan Sukhoi, di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada warning dari TAWS, ada 6 warning dari TAWS, kemudian dimatikan oleh pilot. Seharusnya kalau dia belok kiri tidak terjadi," kata Nurcahyo.
Sebelumnya diberitakan detikcom dari temuan awal laporan pendahuluan KNKT, pilot bukan meminta belok ke kiri melainkan ke kanan.
Dalam laporan itu berikut 11 temuan awal KNKT:
1. Penerbangan direncanakan di bawah Instrument Flight Rule (IFR).
2. Rute penerbangan yang didesain sendiri itu bukanlah jalur udara yang diterbitkan.
3. Minimum Off Route Altitude (MORA) atau ketinggian minimum untuk rencana rute penerbangan itu adalah 13.200 kaki
4. Minimum Safe Altitude (MSA) atau ketinggian aman minimum dari Halim adalah 6.900 kaki. Radius MSA itu adalah 25 Nautical Mile (NM) dari Halim.
5. Ketinggian penerbangan adalah 10.000 kaki.
6. Kru penerbangan meminta turun ke ketinggian 6.000 kaki. ATC mengizinkan untuk turun ke 6.000 kaki.
7. Penerbangan meminta orbit ke kanan di ketinggian 6.000 kaki. Disetujui ATC.
8. Saat layar radar mengindikasikan pesawat meminta orbit, posisinya di atas Atang Sanjaya Training Area.
9. Area itu (Atang Sanjata Training Area) sekitar 17 NM barat daya Halim.
10. Penerbangan itu menabrak daratan pada arah 198 (derajat) dari Halim pada jarak 28 NM mendekati ketinggian 6.000 kaki.
11. Manifes kru dan penumpang pesawat dibawa dalam pesawat. Tak ada kopi manifes tersedia pada agen Ground Handling.
(nwk/nrl)