Halte Jadi Lapak Jualan, Karena Masyarakat Tinggalkan Transportasi Umum

Halte Jadi Lapak Jualan, Karena Masyarakat Tinggalkan Transportasi Umum

- detikNews
Selasa, 11 Des 2012 09:25 WIB
Jakarta - Sejumlah halte bus di Ibu Kota teramati berubah fungsi menjadi lapak berjualan. Akar permasalahan ternyata bukan pada pedagang yang berjualan di halte itu sendiri, melainkan tetap berada pada sistem transportasi kita, dalam hal ini bus.

"Kenapa halte dipakai berjualan? Karena orang sudah sedikit yang naik bus, otomatis halte jadi ditinggalkan, maka dimanfaatkan oleh pedagang. Itu semua karena busnya tidak nyaman," terang pengamat perkotaan Yayat Supriyatna.

Di samping itu, bus sekarang tidak harus berhenti hanya di halte melainkan bisa di mana saja. Masyarakat tentu sudah sangat biasa melihat bus yang menaikkan dan menurunkan penumpang di sepanjang jalanan Jakarta. Ini kontras jika dibandingkan halte Busway.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bus bisa turun di mana saja, untuk apa ada halte? Bus sudah mengalami penurunan fungsi, tidak nyaman, tidak aman, jadi halte juga terabaikan. Kalau dibanding Busway (Trans Jakarta) kan lebih nyaman dan pasti," kata Dosen Planologi Universitas Trisakti ini.

Yayat mengemukakan bahwa kejadian alih fungsi halte menjadi tempat berdagang adalah masalah klasik Ibu Kota. Ini tidak bisa dilepaskan dari peran aparat setempat yang memang mengijinkan secara tidak legal dengan menarik uang dari para pedagang.

"Tidak ada tempat yg gratis di Jakarta ini. Jika ada pemanfaatan maka ada pembayaran, misalnya ke Kelurahan, Kecamatan, preman juga bermain. Ada faktor simbiosis mutualisme antara penguasa setempat dan pedagang," ujar Yayat.

Detikcom menemukan halte bus yang berubah fungsi menjadi lapak jualan, di antaranya di kawasan Pasar Minggu dan kawasan Cawang. Pedagang-pedagang di kedua halte tersebut mengaku telah lama berjualan. Bahkan pedagang di Pasar Minggu mengaku membayar Rp 150 ribu ke Camat, Lurah, dan RT setempat.

(ahy/ahy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads