Penyidik Ditrektorat Reserse Kriminal Polda Jabar mempertemukan Aceng, Asep, dan saksi-saksi di Mapolda Jabar, Jl Soekarno-Hatta, Bandung, Senin (10/12/2012).
"Kalau pemeriksaannya tadi sudah beres untuk saksi AF. Setelah salat Zuhur ini, nanti dikonfrontir," kata Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul kepada wartawan di Mapolda Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konfrontir ini dilakukan untuk mengetahui kejelasan. Misal, apakah waktu itu AF pernah datang atau tidak saat penyerahan uang seperti dilaporkan pihak pelapor," tutur Martin.
Setelah konfrontir tuntas, kata Martin, selanjutnya dilakukan gelar perkara.
Pihak pelapor, Asep Rahmat Kurnia Jaya, mengapreasiasi kehadiran Aceng memenuhi pemeriksaan penyidik Polda Jabar. "Saya siap dikonfrontir dengan Pa Bupati (Aceng)," jelas ditemui di Mapolda Jabar.
Diberitakan sebelumnya, Asep membuat Laporan Polisi (LP) nomor LPB/381/V/2012/Jabar dengan terlapor Bupati Garut Aceng dan Cep Maher (mengaku staf khusus Bupati Garut).
Asep menceritakan kronologi singkat ikhwal dugaan penipuan dan pemerasan tersebut. Pada 12 April 2012, Asep datang ke rumah kediaman Aceng di Kampung Copong, Kelurahan Sukamantri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Selain Asep dan Aceng, waktu itu ada dua staff bupati termasuk Chep.
Sebelumnya, Asep menjelaskan, Aceng melalui utusannya yakni Chep meminta uang sebesar Rp 500 juta. Uang itu, lanjut dia, sebagai titipan jaminan pendaftaran untuk masuk dua nama pemilihan calon Wakil Bupati Garut menggantikan Dicky Chandra.
"Lalu pada 12 April saya datang ke rumah bupati. Saya hanya menyerahkan uang tunai sebanyak 25 ribu dollar Amerika (saat itu senilai 250 juta rupiah). Uang itu saya serahkan langsung kepada bupati," kisah Asep.
Namun pada 17 April, Chep mendatangi Asep di Hotel Banyu Artha Cipnas, Garut. Chep bermaksud menyampaikan permintaan Aceng yakni meminta uang Rp 1,4 miliar yang alasannya untuk lolos menjadi Wakil Bupati Garut.
"Saya waktu itu curiga. Saya mensyinyalir ini ada politik uang. Hal itu bentuk pemerasan. Akhirnya saya menghindar dan tak menggubris," ucap Asep.
Esok harinya, 18 April, Asep menerima pesan singkat dari Aceng dan mendapat pesan BlackBerry Mesennger dari Chep. Intinya, kedua terlapor itu meminta Asep segera memenuhi uang Rp 1,4 miliar. Tapi Asep bersikukuh dan tidak menemui para terlapor.
Asep pun memiliki bukti-bukti tekait laporannya tersebut dan diserahkan ke Polda Jabar. Buktinya antara lain percakapan via pesan singkat dan digital antara Asep dengan Aceng serta Chep. Bahkan ada bukti foto saat Chep memegang uang US$ 25 ribu dollar di rumah kediaman bupati.
(bbn/ndr)