Anggota DPRD Gunung Kidul Ketahuan Nyoblos Dua Kali
Selasa, 21 Sep 2004 19:17 WIB
Yogyakarta - Seorang anggota DPRD Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Warto ketahuan melakukan pencoblosan sebanyak dua kali. Aksi Warto itu diketahui warga sehingga kasusnya dilaporkan kepada Panwaslu Kecamatan Semin dan Panwaslu Gunung Kidul.Anggota Panwaslu DIY Marzuki kepada wartawan di kantor Jl Janti Yogyakarta, Selasa (21/9/2004) mengatakan, Warto anggota dewan dari PDIP itu mencoblos dua kali di TPS 9 Dusun Kare dan TPS 18 Dusun Pandanan Desa Sumberejo Kecamatan Semin. "Setelah diklarifikasi Warto diduga kuat melakukan coblosan dua kali sehingga dapat dikenakan ancaman pidana. Kasus ini secepatnya akan diserahkan kepenyidik, kemudian dilakukan penyidikan dan persidangan sehingga keputusan hukum secara tetap," katanya. Menurut Marzuki, pilpres putaran kedua ini Panwaslu DIY menemukan 25 kasus, dengan perincian 4 kasus pidana dan 21 kasus pelanggaran administratif. Sedangkan yang masuk kategori pidana diantaranya mencoblos dua kali seperti kasus di Gunung Kidul. Kedua kasus, yang terjadi di Dusun Salam TPS 2 Desa Temuwuh Kecamatan Dlingo Bantul, seorang Ketua KPPS menyebarkan undangan pemilih yang dilampiri stikerbergambar Mega-Hasyim sebagai alat peraga. "Hal ini juga masuk kategori pidana karena pada waktu minggu tenang digunakan untuk kampanye dan bisa disebut kampanye di luar jadwal," katanya.Ketiga kata Marzuki, kasus adanya tandatangan KPPS yang dipalsukan di TPS 2 Dusun Salam Desa Temuwuh Dlingo Bantul. Sedangkan keempat adalah kasus diintimidasi seorang saksi SBY-Kalla oleh anggota simpatisan PDIP di Desa Tamanan Banguntapan Bantul.Marzuki juga mengakui pada saat coblosan banyak warga yang berbuat iseng atau usil, seperti adanya kartu suara gambar capres Mega ditempeli foto Inul dan gambar SBY ditempeli foto Sri Sultan HB X. Ini terjadiTPS 1 Desa Jatisrono Kecamatan Nanggulan Kulon Progo. Adapula kartu suara yang diganti dengan gambar bintang AFI dan foto teroris Noordin M. Top di TPS 132 Pandeansari Catur Tunggal Depok Sleman. "Semua temuan akan kita kaji secepatnya, tapi kita belum bisa menemukan siapa pelakunya," kata Marzuki.
(mar/)











































