Singkat cerita, Aceng Fikri yang sudah sukses menduduki kursi Bupati Garut lantas mencari kekuatan politik. Aceng yang maju sebagai calon independen bersama Diky Candra setelah mengantongi 74.810 KTP dukungan masyarakat rupanya tergoda dengan kekuasaan tambahan di partai politik.
Aceng mengadu nasib politik dengan bergabung ke Partai Golkar pada tahun 2011. Partai Golkar pun menyambut gembira kala itu, lantarang Aceng punya cukup basis massa di Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak main-main, Aceng langsung mengikuti Musda Golkar Garut untuk memperebutkan jabatan Ketua DPD Golkar Garut. Nurul yang menjabat Wasekjen Golkar ini menarik nafas lega, untunglah Aceng yang kontroversial itu gagal jadi pimpinan tertinggi Golkar di Garut.
"Dia ikut running pemilihan Ketua DPD Garut, tapi syukur kalah. Terus dia jadi Wakil Ketua DPD Jabar," kata Nurul.
Meskipun Aceng gagal memuncaki jabatan tertinggi di DPD Golkar Garut, tetap saja manuver politik ini memicu perpecahan dengan Wakil Bupati Garut Diky Candra. Diky lantas mengumumkan pengunduran dirinya pada tahun 2011, tak lama setelah Aceng hengkang ke Golkar.
"Pak Aceng masuk Golkar sekitar dua tahun lalu, itu dia sudah dekat Golkar. Tapi masalah utamanya bukan itu," aku Diky membeberkan alasan dirinya mundur.
Kini setelah masyarakat Garut menuntut Aceng mundur dari jabatannya, DPP Golkar pun tak ambil pusing. Nurul menegaskan DPP Golkar akan segera memecat Aceng karena sebagai bupati tidak memberikan contoh moral yang baik.
"Iya tinggal menunggu waktu. Tidak layak dia sebagai kepala daerah," kata Nurul membeberkan rencana pemecatan Aceng.
Karier politik Aceng di Golkar pun tertutup bersama peluangnya maju ke Pilbup Garut tahun 2013 mendatang. "Kalau Golkar sampai mendukung dia lagi itu keterlaluan," tandasnya.
(van/nrl)