Berikut ini adalah bupati dan wali kota yang namanya pernah dikait-kaitkan dengan gadis muda. Ada yang berakhir dengan buku nikah, namun ada yang berakhir di pengadilan:
1. Bupati Garut Aceng Fikri
|
Aceng mengaku dikenalkan kepada seorang gadis yang berasal dari Limbangan, Garut.Β Dia bermaksud menikah lagi karena rumah tangganya sedang dirundung masalah. Dia sudah pisah ranjang dengan istrinya hampir 2 tahun.
"Saya menikah di rumah pribadi, disaksikan orang tua dan keluarga Fani," cerita Aceng yang kini berusia 40-an ini.
Aceng hendak menikah lagi karena tidak ingin terjebak dalam perzinahan. Nikah siri diambil karena status pernikahan dengan istrinya masih menggantung. Atas saran seorang ustad dia pun menikahi Fani pada Juli 2012.Β Oleh mak comblang, Fani disebut perawan.
"Tapi ternyata sudah tidak perawan," cerita Aceng.
Akhirnya dia memberi talak tiga kepada Fani yang artinya bercerai lewat SMS. Fani hanya dinikahi selama 4 hari dan digauli sebagai istri hanya satu kali. "Saya merasa dibohongi," jelasnya.
Namun pengakuan ini dibantah oleh Fani. Sang bupati dianggapnya mencemarkan nama baiknya dan keluarganya. Sebab sudah tersebar di masyarakat, dia dicerai karena saat dinikahi sudah tidak perawan. Alasan dia tidak perawan dianggap Fani hanya mengada-ngada.
"Saya masih perawan, saya tidak pernah bergaul dengan lelaki lain," tegas Fani yang menuntut permintaan maaf dari sang bupati.
2. Wali Kota Bogor Diani Budiarto
|
Pernikahan Diani dengan Siti ini adalah pernikahan yang keempat, dan Siti menjadi istri yang ketiga. Sebelumnya, Diani sudah bercerai dengan istri pertama, ketika dia menikahi Fauziah yang kini mendampinginya sebagai Ibu Walikota Bogor. Pada 2004, Diani mulai berpoligami dengan menikahi seorang pengurus organisasi. Lantas pada 2011, istri Diani bertambah menjadi tiga orang dengan menikahi Siti.
Poligami Diani ini rupanya mengundang protes warga Bogor hingga organisasi perempuan. Pasalnya, sang ibu wali kota sedang terbaring di rumah sakit saat Diani menikah keempat kalinya. Saat itu juga ada masalah tentang GKI Yasmin.
3. Mantan Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah
|
Shinta mengetahui sosok Dimyati saat ada pertandingan basket antar sekolah di alun-alun Kota Pandeglang, 7 Agustus 2003. Shinta saat itu menjadi ketua pemandu sorak. Singkat cerita, menurut pengakuan Shinta, Dimyati meminta Shinta menghadap dan mereka saling bertukar nomor telepon. Shinta iseng-iseng miss call HP Dimyati. Dimyati lantas membalasnya.
Sejak itu mereka berpacaran. Menurut Shinta, Dimyati suka mengajak jalan, termasuk ke Jakarta dan menginap di hotel. Orang tua Shinta juga tidak tahu hubungan ini, Dimyati juga mewanti-wanti agar tak cerita pada orang lain. Dimyati berjanji menikahi Shinta.
Β
Lantas karena resah merasa Dimyati selalu menghindar akan janjinya, atas saran seorang teman Shinta melapor kepada LSM hukum di Banten. Di LSM itu dia diminta menceritakan tentang hubungannya dengan Dimyati dan direkam dengan handycam. Ternyata rekaman kesaksian itu menyebar.
Dimyati membantah gosip ini dan menuntut balik Shinta atas pencemaran nama baik. ShintaΒ dituntut setahun bui. Tak terima, Shinta melaporkan balik Dimyati ke Polda Metro Jaya atas perbuatan pelecehan seksual. Shinta juga melaporkan perekam kesaksiannya di LSM itu.
Pengadilan Negeri Pandeglang menjatuhkan vonis 1,5 tahun kepada ketua LSM tersebut. Ia dinyatakan terbukti bersalah melakukan pemerasan dan pencemaran nama baik terhadap Dimyati.
Halaman 2 dari 4