HMI MPO Yogya Demo Tolak Pemilu
Sabtu, 18 Sep 2004 11:44 WIB
Yogyakarta - Dua hari menjelang coblosan, puluhan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Korkom Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (18/9/2004) menggelar aksi demo. Tidak hanya menyerukan untuk golput, tapi aksi juga menyatakan menolak pemilu 2004.Aksi dimulai pukul 09.00 dari kampus UIN di Jl Laksda Adisucipto Yogyakarta, dilanjutkan longmarch menuju Bundaran Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Sepanjang jalan yang dilalui dari Jl Laksda Adisucipto, Jl Sudirman dan Cik Di Tiro, mahasiswa menyerukan untuk menolak pemilu sambil menyebarkan selebaran kepada warga Yogyakarta.Ketika tiba di Bundaran UGM, massa langsung kembali berorasi sambil membentuk barisan memanjang di depan pintu masuk kampus UGM. Beberapa poster dan spanduk pun langsung digelar dan dibentangkan. Satu buah spanduk merah bertuliskan "kado tolak pemilu 2004, kembalikan demokrasi pada rakyat Indonesia bersih tanpa pemilu."Sedangkan poster yang dibawa peserta bertuliskan "pemilu = pesta kekuasaan dan pemborosan uang rakyat, jangan kotori bangsa ini dengan kedok wakil rakyat."Dalam orasinya, koordinator aksi Saifuddin mengatakan, Pemilu 2004 yang seharusnya jadi ajang untuk mengembalikan kedaulatan rakyat namun hanya menjadi ajang pesta oligarki dan perebutan kekuasaan yang penuh dengan agenda kompromi dan kosnpirasi.Demikian pula dengan perilaku elit politik yang sama sekali tidak mempunyai rasa empati demokrasi terhadap rakyat yang merindukan kedaulatan. Namun nyatanya para elit politik justru lebih senang kedaulatan di tangan penguasa, bukan di tangan rakyat."Sebagai bukti tersebut adalah UU Pemilu yang dihasilkan itu penuh dengan akal-akalan, kongkalikong, kompromi antar pemain politik dan parpol," teriak Saifuddin.Menurut Saifuddin, tak ada kata lain kecuali menolak pemilu 2004. Fakta membuktikan hasil pemilu 2004 lalu baik pemilu legislatif dan pilpres putaran pertama menunjukkan mayoritas rakyat Indonesia banyak yang tidak memilih. Jumlah mereka lebih banyak daripada yang memilih dan rakyat sebenarnya sudah tidak percaya lagi pada pemilu. "Siapa pun presidennnya nanti, yang pasti bukanlah sosok yang dipercaya seluruh rakyat," katanya.Aksi diakhiri dengan pembacaan naskah teks proklamasi 1945 yang beberapa kalimatnya diplesetkan dengan perkataan "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan menolak pemilu 2004."
(nrl/)