"Saya akan bicara nanti dengan menteri pendidikan, karena ini kan nampaknya negara tidak mampu, padahal mampu. Sekarang bagaimana anak tanpa status bisa sekolah?" kata Dahlan saat mengunjungi Sekolah Darurat Kartini di Jalan Lodan Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, Senin (26/11/2012).
Menurut Dahlan, esensi perjuangan ibu guru kembar tersebut adalah perbaikan sistem pendidikan dalam menerima murid baru yang tidak memiliki akte kelahiran, kartu keluarga, dan KTP. Ia berharap sistem solutif bisa mengurangi pemotongan hak pendidikan anak-anak kurang mampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahlan memang mengindikasikan anak-anak yang menjadi murid guru kembar tersebut tidak memiliki akte kelahiran, kartu keluarga, dan orangtua mereka tidak memiliki KTP. Ia berharap pemerintah memperhatikan serius pendidikan anak-anak yang berjuang di jalanan tersebut.
"Mungkin berikutnya adalah bagaimana yayasan atau pemerintah yang lebih mapan menampung khusus anak-anak yang tidak punya status seperti itu," kata Dahlan.
Sedangkan untuk anggaran pendidikan Rp 320 triliun menurut Dahlan lebih dari cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak jalanan tersebut. Pemerintah pun diminta proaktif mengemban nilai-nilai perjuangan guru kembar tersebut dalam meningkatkan pendidikan secara luas tanpa pandang bulu.
"Jadi inikan intinya bukan soal uang. Pemerintah sudah pasti punya uang. Anggaran pendidikannya kan sekitar Rp 320 triliun. Belum pernah dalam sejarah ada anggaran pendidikan begitu besar, nah makanya masalahnyakan ya itu tadi. Artinya kalau negara mau bikin sekolah di sini pun sudah pasti bisa. Tapikan ada sekolah pun mereka tidak bisa sekolah. Karena status tadi, nah sekarang bagaimana anak tanpa status bisa sekolah," tutup Dahlan.
(vid/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini