Berburu Barang 'Berkualitas' di Pasar Loak Madinah

Laporan dari Arab Saudi

Berburu Barang 'Berkualitas' di Pasar Loak Madinah

- detikNews
Jumat, 23 Nov 2012 14:01 WIB
Foto: bagus kurniawan/detikcom
Madinah - Haraj adalah sebuah pasar loak atau barang bekas. Pasar loak di Madinah banyak menjual berbagai macam barang bekas mulai dari barang-barang elektronik, pakaian, peralatan dapur, kitchen set, tempat tidur, kasur, sofa, almari, karpet, dan lain-lain.

Pasar loak atau haraj Madinah, begitu warga sekitar menyebutnya, terletak di kawasan Jalan Othman bin Affan, sekitar 5 km Masjid Nabawi. Tempat itu sangat mudah dijangkau dan dikenali karena berada di pinggir Jalan Othman bin Affan. Luas areal pasar loak lebih kurang 4 hektar.

Haraj buka sejak pagi hari, sekitar pukul 09.00 hingga 22.00 WAS. Namun aktivitas pedagang dan pembeli baru akan tampak lebih ramai pada sore hingga malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pedagang tidak perlu lampu penerang pada malam hari, karena lampu jalan di kawasan itu sudah mampu meneranginya. Tidak ada tenda atau kios yang didirikan, semua barang dagangan sengaja dipajang di pinggir jalan.

Semua barang yang dijual di sepanjang jalan adalah barang bekas. Sementara barang-barang baru dijual di kios atau toko-toko di kawasan tersebut.

Sehabis salat Asar, kami mendatangi di tempat itu. Sebagian besar pedagang sudah membuka lapak, sebagian tutup.

Seperti halnya di kawasan pasar loak di Jakarta, di ujung jalan masuk ada beberapa orang pedagang Arab yang siap membeli barang dagangan yang dibawa oleh warga. Pedagang tersebut istilahnya 'tukang hadang' sebelum barang itu dijual di dalam pasar loak, mereka siap menawar dan membeli terlebih dulu.

Transaksi di tempat itu bisa berlangsung cepat. Ketika ada seorang warga datang membawa satu set meja kursi tamu menggunakan truk, beberapa pedagang langsung menawar. Mereka tidak terlalu lama memeriksa barang yang ditawarkan. Setelah transaksi, deal, barang langsung diturunkan kemudian dijual lagi.

Namun seringkali para pedagang membeli langsung dari rumah pemilik. Barang yang dibeli baru kemudian dibawa dan dijual di pasar.

Setelah memarkir kendaraan, kami berjalan dari ujung jalan menuju tempat para pedagang. Di tempat ini para pedagang tidak terlalu atraktif menawarkan barang seperti halnya para pedagang suvenir di sekitar Nabawi. Pembeli bebas memeriksa kondisi barang yang diinginkan.

Berbagai barang yang dijual, mulai dari buku-buku berbahasa Arab, lemari pakaian, tempat tidur, meja kursi, sofa, sofa model Arab yang hanya untuk duduk lesehan, kasur busa, pakaian bekas, peralatan dapur, kitchen set, pakaian bekas, meja rias, karpet dan peralatan pertukangan.

Alat-alat seperti piring, gelas, panci, rice cooker, alat presto, kompor, tabung gas dipajang di sepanjang jalan. Ada juga kompor standar yang dapur modern lengkap dengan oven dan kompor model 2 tungku biasa itu. Lalu ada juga lemari pakaian, lemari makan atau lemari untuk anak-anak berbagai ukuran.

Kasur tempat tidur dengan merek-merek terkenal dan mahal harganya di tanah air juga banyak yang dijual dengan harga murah di bawah 100 riyal. Yang paling menarik adalah sofa segala warna dan ukuran yang kondisi masih bagus hingga 75 persen juga dijual. Hanya kelihatan kotor di bagian tempat sandaran tangan dan beberapa tempat ada yang sedikit rusak jahitannya. Sedangkan baju, jaket atau pakaian segala usia dibiarkan berserakan di bawah dan tidak ada yang digantung.

Sedangkan barang-barang elektronik juga lengkap seperti komputer, printer, televisi, vacuum cleaner, lampu gantung ruang tamu, AC, oven listrik dan lain-lain.

Secara tidak sengaja kami bertemu Antok, seorang WNI asal Klaten Jawa Tengah yang ikut membantu menjaga dagangan milik warga Arab. Dia sudah lebih dari 2 tahun bekerja sambil membantu di pasar loak.

Menurutnya, paling ramai setelah Asar, banyak warga Arab yang datang ke tempat ini. Sambil jalan kaki atau naik mobil, transaksi bisa terjadi. Semua barang ada dan kualitasnya masih baik.

"Harga dibandingkan dengan barang baru di toko, selisihnya banyak. Tapi kondisi juga masih baik dan layak pakai. Harus berani menawar itu kuncinya," katanya.

Antok sendiri menjual peralatan elektronik seperti televisi, CPU, monitor, printer dan lain-lain. Beberapa televisi yang dijual sebagian besar berukuran di atas 21 inchi dan buatan pabrik-pabrik terkenal di Jepang dan Korea Selatan. Sedangkan CPU sebagian besar kondisi masih layak pakai. Namun ada beberapa komputer yang kondisinya rusak atau mati. Sedangkan printer sebagian besar masih bisa digunakan.

"Kalau printer ini semua masih hidup, tinggal kita bersihkan dari debu atau kotoran yang menempel sudah bisa dipakai. Bisa dicoba disini untuk mengetahui kondisi barang," katanya.

Menurut dia, semua barang yang didapatkan itu dibeli secara lelang dalam jumlah banyak. Dia mencontohkan 50-an komputer dibeli dengan secara borongan sebesar 4-6 ribu riyal. Setelah itu semua barang diperiksa satu persatu untuk dipilah-pilah. Sebuah CPU dengan prosesor yang masih bagus dijual kembali dengan harga 200-300 riyal.

"Untung-untungan saja karena sistem belinya lelang, kita tidak tahu semua kondisi barang itu. Komputer yang prosesornya masih bagus saya kirimkan ke Indonesia untuk dijual lagi. Sebagian dijual di sini. Lumayan untungnya bisa untuk tabungan," kata Antok yang sudah menekuni bisnis jual beli barang loak sambil bekerja di sebuah hotel itu.

(bgs/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads