Noel M salah satunya. Wanita kelahiran Wamena ini tak pernah menyangka jadi supir truk raksasa bernama haul truck di Freeport. "Dulu cita-cita saya masuk IPDN," kata Noel saat berbincang dengan detikcom, Senin (19/11/2012).
Noel bercerita, seusai tamat sekolah tahun 2007, orang tuanya menyarankan agar dirinya melamar pekerjaan sebagai operator truk perempuan di Freeport. Tapi dia harus mengikuti program pelatihan dari Nemangkawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hal mudah bagi Noel mengemudikan truk raksasa. Kali pertama magang, Noel mengaku gugup. "Kita takut karena truknya besar begini, apa bisa kita bawa. Tapi karena ada pelatihan kita jadi terbiasa," imbuhnya.
Medan terjal di lokasi penambangan pada ketinggian di atas 4 ribu meter dari atas permukaan laut membuat pekerja di Freeport termasuk dirinya harus ekstra waspada. "Areanya cukup berat karena jurang-jurang. Kita harus menyesuaikan itu, harus betul-betul siap," ujarnya.
Para supir truk di lokasi penambangan ini memilki dua waktu kerja. Shift pertama pukul 07.00 WIB-15.00 WIB, shift kedua pukul 15.00 WIB-23.00 WIB. "Kerjanya ambil material bebatuan nanti dibawa ke tempat pengolahan," katanya. Selama bertugas, Noel mengaku belum pernah mengalami insiden ataupun kesalahan prosedur kerja.
"Saya berharap kerjanya lancar," kata Noel yang tengah mengemudikan truk raksasa bernomor 793.
Truk raksasa ini bisa ada lokasi penambangan, dengan cara mengirimkan bagian truk secara terpisah. "Dikirim part by part lalu dirakit disini, karena bagaimana mungkin bawa truk raksasa jadi," kata Manager Productivity Environment PT Freeport, M Zaki.
Ada 10 truk yang aktif dioperasikan PT Freeport. "Muatannya 340-360 ton sekali angkut. Truk ini juga telah banyak memberi kontribusi," ujar Zaki.
(fdn/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini